Indeks saham Nikkei Average Jepang menutup perdagangan bulan dengan dengan catat terbaiknya sejak November 2020, meski indeks jatuh untuk sesi keempat berturut-turut di tengah kekhawatiran atas pertumbuhan ekonomi China karena krisis listrik yang memburuk.
Indeks Nikkei tergelincir 0,31% ditutup pada level 29.452,66 tetapi membukukan kenaikan bulanan 4,85%. Indeks Topix turun 0,4% ditutup pada level 2.030,16 juga menutup September dengan kenaikan bulanan 3,54%, kenaikan terbesar sejak Maret.
Aktivitas pabrik China secara tak terduga menyusut pada bulan September karena harga bahan baku yang tinggi dan pemadaman listrik menekan produsen di ekonomi terbesar kedua di dunia itu.
Nikkei secara singkat mengubah arah di tengah berita bahwa partai Demokrat dan Republik AS telah mencapai kesepakatan tentang langkah pendanaan sementara untuk mencegah penutupan pemerintah.
Tetapi pasar gagal menjaga momentum bahkan ketika Partai Demokrat Liberal (LDP) yang berkuasa di Jepang menunjuk seorang pemimpin baru, yang akan menjadi perdana menteri baru Jepang.
Pelaku pasar juga mencatat ada tekanan jual saham senilai sekitar 500 miliar yen ($4,5 miliar) yang terkait dengan perombakan Nikkei 225.
Saham produsen komponen elektronik Murata Manufacturing, Keyence dan pembuat game Nintendo akan ditambahkan ke indeks mulai bulan depan, menggantikan Sky Perfect JSAT Holdings, Toyo Seikan Group Holdings dan Nisshinbo Holdings.
Saham kelas berat teknologi memimpin penurunan, dengan saham Tokyo Electron turun 2,61% sementara SoftBank Group turun 3,04%.
Namun, operator kereta api memperoleh keuntungan terbesar di antara 33 sub-indeks industri bursa, karena permintaan perjalanan diperkirakan akan meningkat setelah Jepang mencabut langkah darurat COVID-19 di kemudian hari.