JAVAFX – Harga emas berada di jalur untuk penurunan yang pertama penurunan dalam kinerja mingguan dari tiga minggu terakhir sebagai hasil kenaikan dari imbal hasil Obligasi AS dan Dolar AS, sentiment ini mampu mengurangi daya tarik emas sebagai asset safe-haven. Pada perdagangan emas di pasar Spot pada Jumat (26/03/2021) diawal sesi Asia, harga emas datar di $ 1.726,96 per troy ons. Sementara emas di bursa berjangka AS stabil di $ 1.725,50 per ons. Logam mencapai level terendah dalam satu minggu ini di $ 1.721.46 pada sesi AS.
Dalam minggu ini, Emas telah kehilangan lebih dari 1%. Setelah Dolar AS menguat terhadap sekeranjang mata uang utama, dan melompat ke posisi tertinggi dalam empat bulan pada hari Kamis. Imbal hasil Obligasi AS juga melonjak setelah Departemen Keuangan melihat minat yang hangat untuk lelang Obligasi selama tujuh tahun terakhir. Kenaikan imbal hasil Obligasi AS umumnya meningkatkan biaya peluang memegang emas batangan yang tidak menghasilkan, sementara penguatan dolar AS membuat emas menjadi asset yang mahal bagi pembeli non denominasi AS. Aksi jual di pasar obligasi kemungkinan terjadi dalam tiga bulan berikutnya setelah kekalahan baru-baru ini di pasar keuangan, menurut analis yang disurvei oleh Reuters.
Emas yang dianggap sebagai asset investasi safe-haven yang sangat bermanfaat di masa ketidakpastian politik dan ekonomi. Saat ini, sejumlah negara di Eropa memberlakukan kembali pembatasan COVID-19 karena Jerman, ekonomi terbesar di Eropa, mengalami lonjakan tertinggi kasus virus korona sejak Januari, semakin meningkatkan keraguan laju pemulihan ekonomi.
Harga emas menguat di sesi Asia pada hari Jumat setelah bursa saham AS naik karena investor mempertimbangkan prospek pertumbuhan ekonomi dan inflasi serta menyambut kemajuan peluncuruan vaksinasi. Data ekonomi AS terkini juga menunjukkan bahwa jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim penerima manfaat pengangguran baru telah turun ke level terendah dalam satu tahun di minggu lalu.
Harga emas bertahan stabil menjelang pembukaan perdagangan sesi AS sebelumnya, disaat Dolar AS menguat melawan kekhawatiran bahwa melonjaknya COVID-19 kasus di seluruh Eropa dapat memperlambat laju pemulihan ekonomi. Pada perdagangan di pasar spot, harga emas emas sedikit berubah pada $ 1,733.48 per troy ons menjelang pembukaan perdagangan sesi AS. Emas di bursa berjangka AS sendiri masih turun 0,1% menjadi $ 1.732,20 per ons.
Para pelaku pasar terpecah pada dua pihak, pihak yang khawatir dengan penguncian baru di Eropa dan pihak yang merasa optimis dengan prospek ekonomi AS. Meski berbeda pandangan, namun dua sentiment ini mampu memberikan dukungan bagi emas untuk bertahan dan menguat. Emas yang juga dianggap sebagai asset lindung nilai terhadap inflasi menjadi pilihan investor ketika stimulus fiskal AS yang meluas ditujukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Sebagaimana dikatakan oleh Anggota Federal Reserve AS pada hari Rabu bahwa kebijakan bank sentral akan mulai menaikkan suku bunga tergantung pada ekonomi hasil dan itu tidak akan mengurangi kebijakan moneter akomodasi sampai melihat peningkatan yang sebenarnya.
Hal ini membuat emas menjadi mahal bagi pemegang mata uang non-AS, saat indeks dolar melonjak ke tertinggi baru empat bulan karena kekhawatiran tentang penguncian ekonomi yang diperpanjang di Eropa dan potensi kenaikan pajak AS. Sementara imbal hasil Obligasi AS merosot, setelah pasar tampak seperti stabil setelah hasil patokan mencapai tertinggi dalam satu tahun terakhir di minggu ini. Stabilitas imbal hasil obligasi AS, disetai dengan pernyataan optimis dari pejabat tinggi FED AS. menahan emas dalam kisaran tanpa banyak arah.
Pada perdagangan di hari Rabu, Emas sempat menghentikan tren turun selama dua hari sebelumnya , dengan memantul dari posisi terendah secara mingguan. Harga emas mengambil tawaran mendekati $ 1.733, naik 0,37%. Emas nampak mengabaikan penguatan dolar AS dan gelombang risk aversion yang kuat. Daya dorong penguatan emas adalah kurangnya jelasnya proyeksi Federal Reserve dan pemulihan ekonomi dari virus korona (COVID-19). Disisi lain, ada kekhawatiran baru atas kenaikan tensi geopolitik seputar China dan kegelisahan vaksin di Asia dan Eropa. Sementara imbal hasil Treasury AS 10-tahun turun di bawah 1,60% untuk pertama kalinya dalam seminggu sedangkan bursa saham berjangka tetap lesu.
Pada perdagangan di akhir pekan, pelaku pasar akan mengawasi sejumlah katalis risiko selain kalender ekonomi yang berat. Harga emas telah menghadapi resistensi yang kuat di dekat $ 1.734-35. Ada harapan ketika harga mampu menembus $ 1.735 kembali maka akan mengekspos kenaikan lebih lanjut di sekitar $ 1.742. Kenaikan lebih lanjut akan berushaa dijinakkan di sekitar $ 1.747. Jika aksi beli emas berlanjut, maka target kenaikan lanjutan di $ 1.755 akan menjadi harga kunci yang harus diperhatikan pelaku pasar. Harga emas yang terpantul, bergerak turun dibawah $ 1.732 dimana harga mengawasi level dukungan utama di $ 1.725. Penurunan lebih lanjut akan teruji pada harga krusial di $1.717 dimana kemampuan emas menerobos harga ini akan membuka peluang kembali ke $1.690an.