Implikasi IPO ARAMCO Terhadap Volatilitas Harga Minyak

0
111

JAVAFX –  ARAMCO, perusahaan minyak milik kerajaan Arab Saudi tengah bersiap untuk IPO yang membuat kerajaan tersebut menjauh dari mengelola pasokan minyak. Disisi lain, Amerika Serikat telah mengambil peran sebagai produsen minyak papan atas dunia.

Penawaran umum perdana (IPO) yang akan dilakukan oleh ARAMCO, telah menarik perhatian Wall Street. Umumnya mengenai seberapa besar nilai perusahaan tersebut, dimana hal itu akan sepenuhnya menjadi kebijaksanaan kolektif pasar. Hal yang menarik justru bagaimana IPO dari ARAMCO ini setelah menjadi perusahaan publik, implikasinya terhadap volatilitas pasar minyak.

Sebagaimana diketahui bahwa di masa lalu, Arab Saudi telah berfungsi sebagai produsen penyeimbang untuk Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC). Strategi itu bekerja sangat baik pada 1970-an ketika OPEC meledak dan mendorong harga empat kali lipat lebih tinggi. Ekonomi penawaran mengambil alih pada 1980-an dan OPEC bukan merupakan faktor. Pengaruh OPEC dihidupkan kembali dalam beberapa dekade terakhir, sampai booming serpih minyak A.S.

Kisah ini berkembang pada November 2014, ketika OPEC memutuskan untuk tidak memangkas produksi, bahkan ketika harga minyak jatuh. Idenya adalah untuk memecah profitabilitas produsen serpih AS. Harga minyak mencapai titik terendah $ 27 per barel pada Februari 2015 dan banyak produsen serpih berada dalam kesulitan keuangan besar. Kemudian, harga pulih, seperti yang dilakukan produsen serpih AS, dan sekarang AS adalah produsen minyak terbesar di dunia, berdiri sedikit lebih tinggi daripada Rusia dan Arab Saudi.

Dengan tulisan di dinding berkenaan dengan kemampuan Arab Saudi untuk berfungsi sebagai produsen ayunan dan penyangga terhadap volatilitas harga minyak, orang-orang Saudi berpindah gigi. Seperti yang dikatakan mantan profesor saya, John Rutledge, kepala investasi Safanad, alih-alih mengelola produksi minyak, kerajaan akan mengelola kepemilikannya atas saham ARAMCO.

Menurut Blu Putnam, dari CME GROUP seiring berjalannya waktu, kerajaan akan semakin sedikit berpengaruh terhadap keputusan produksi minyak — usia Saudi sebagai produsen ayunan, belum lagi OPEC, mungkin akan segera berakhir. Ketika kerajaan membutuhkan lebih banyak uang untuk mendanai rencana revitalisasi ekonominya, ia hanya akan menjual lebih banyak saham di ARAMCO. Kita berada di dunia baru dengan pengaruh OPEC yang lebih rendah dan berpotensi volatilitas harga minyak yang lebih besar karena Arab Saudi menyerahkan peran produsen ayunan ke harga pasar yang mempengaruhi produsen serpih AS. (WK)