Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu pagi, turun dipicu kekhawatiran terjadinya resesi akibat kebijakan moneter agresif bank sentral global.
IHSG dibuka melemah 4,85 poin atau 0,07 persen ke posisi 7.107,6.
Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 1,22 poin atau 0,12 persen ke posisi 1.014,77.
“Kami memperkirakan IHSG akan bergerak melemah hari ini, sejalan dengan pergerakan bursa global dan regional,” tulis Tim Riset Samuel Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Rabu.
Bursa saham AS ditutup cenderung beragam pada Selasa (27/9) kemarin di mana DJIA turun 0,43 persen, S&P500 melemah 0,21 persen, dan Nasdaq naik 0,25 persen.
Pergerakan pasar tampaknya masih dipengaruhi oleh kekhawatiran bahwa kebijakan suku bunga agresif The Fed akan mendorong ekonomi ke dalam jurang resesi.
Kondisi tersebut diperparah dengan pernyataan sejumlah pejabat The Fed, diantaranya pimpinan The Fed Minneapolis Neel Kashkari yang menyebutkan dalam wawancara dengan WSJ bahwa ia dan koleganya di bank sentral AS itu sepakat bahwa kebijakan yang agresif diperlukan untuk melawan inflasi.
Dari data ekonomi, sejumlah data ekonomi AS yang dijadwalkan rilis di sisa minggu ini antara lain klaim tunjangan pengangguran awal dan GDP Price Index kuartalan.
Dari pasar komoditas, harga minyak Brent naik 2,99 persen, sementara harga sejumlah komoditas lain melemah seperti emas (-0,32 persen), batu bara (-0,08 persen), CPO (-0,45 persen), dan nikel (-2,08 persen).
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain indeks Nikkei melemah 452,97 poin atau 1,7 persen ke 26.118,9, indeks Hang Seng turun 308,67 poin atau 1,73 persen ke 17.551,64, dan indeks Straits Times terkoreksi 29,31 poin atau 0,93 persen ke 3.136,19.