Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis pagi menguat dibayangi bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (Fed) yang akan tetap agresif dalam menaikkan suku bunga.
IHSG dibuka menguat 10,76 poin atau 0,15 persen ke posisi 7.144,22.
Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 2,07 poin atau 0,2 persen ke posisi 1.018,43.
“Melemahnya bursa saham AS dan kebijakan The Fed yang masih agresif, diperkirakan akan berimbas kepada pergerakan IHSG hari ini.
IHSG berpotensi dalam tekanan yang bersifat terbatas pada kisaran 7.105 – 7.198,” tulis Tim Riset Lotus Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Kamis.
Bursa ekuitas Wall Street ditutup lebih rendah pada Rabu (17/8), setelah risalah dari pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) Juli menyatakan bahwa dibutuhkan waktu lebih lama dari yang diantisipasi agar inflasi menghilang.
Pasar bereaksi negatif, setelah risalah FOMC memberi sinyal bahwa The Fed tidak akan menurunkan kebijakan agresifnya.
Risalah tersebut juga menunjukkan jika pejabat The Fed belum melihat sinyal kuat dari pelemahan inflasi, meskipun inflasi sudah melandai ke 8,5 persen (yoy) pada Juli, dari 9,1 persen pada Juni.
Konsensus memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada September dan fokus beralih ke data Indeks Harga Konsumen (IHK) Agustus serta data ketenagakerjaan non-pertanian atau non-farm payrolls September.
Dari Eropa, data inflasi Inggris melonjak menjadi 10,1 persen pada Juli dibandingkan Juni 9,4 persen dan merupakan level tertinggi sejak Februari 1982.
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain Indeks Nikkei melemah 296,62 poin atau 1,02 persen ke 28.926,15, Indeks Hang Seng naik 60,08 poin atau 0,3 persen ke 19.862,37, dan Indeks Straits Times terkoreksi 14,79 poin atau 0,45 persen ke 3.277,55.