Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu sore ditutup menguat di tengah potensi gagal bayar utang pemerintah Amerika Serikat (AS).
IHSG ditutup naik 31,93 poin atau 0,47 persen ke level 6.811,91.
Sementara itu kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 menguat 3,17 poin atau 0,34 persen ke posisi 943,65.
“Kekhawatiran akan potensi gagal bayar utang membayangi pemerintahan AS pada 1 Juni, jika Kongres tidak bertindak untuk menyelesaikan kebuntuan tersebut,” tulis Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Rabu.
Presiden AS Joe Biden dan anggota parlemen tertinggi gagal memecahkan kebuntuan pada Selasa (9/5) dalam pembicaraan tatap muka mengenai kenaikan batas utang AS senilai 31,4 triliun dolar AS, tetapi berjanji untuk bertemu lagi hanya dalam waktu tiga minggu sebelum negara tersebut dapat dipaksa menjadi gagal bayar yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Setelah sekitar satu jam pembicaraan di Kantor Oval, Biden, seorang Demokrat, dan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kevin McCarthy, seorang Republikan, tidak menunjukkan tanda-tanda melunakkan posisi mereka ketika gagal bayar tampak mendekat pada 1 Juni.
Tetapi pembicaraan di antara para pembantunya dapat dilanjutkan pada Selasa malam tentang anggaran federal.
Biden menyebut pertemuan itu produktif dan melaporkan bahwa McCarthy mengatakan selama pertemuan bahwa AS tidak akan gagal membayar utangnya.
Namun dia mengatakan kedua belah pihak setuju untuk staf mereka berkumpul minggu ini dan pemimpin penting bertemu lagi pada Jumat (12/5) untuk melanjutkan pembicaraan.
Kedua belah pihak saling menyalahkan setelah pertemuan.
Selain itu, Tim Riset Pilarmas menyebutkan pasar juga merespons data impor Tiongkok yang mengalami kontraksi melebar dimana impor menyusut sebesar 7,9 persen pada bulan April 2023, dari sebelumnya minus 1,4 persen.
Sementara ekspor tumbuh melambat sebesar 8,5 persen.
Pasar menilai meskipun neraca perdagangan mengalami surplus namun ini akan membebani pemulihan ekonomi Negeri Panda.
Tentunya ini memberikan indikasi permintaan domestik yang lebih lemah, sementara pertumbuhan ekspor menurun karena melambatnya pertumbuhan global.
Dibuka menguat, IHSG betah di teritori positif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham.
Pada sesi kedua, IHSG masih nyaman bergerak di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, enam sektor meningkat dipimpin sektor teknologi sebesar 1,56 persen, diikuti sektor industri sebesar 0,53 persen dan sektor infrastruktur sebesar 0,47 persen.
Sedangkan, empat sektor terkoreksi dimana sektor properti turun paling dalam minus 0,63 persen, diikuti sektor bahan baku dan sektor barang konsumen non primer yang masing-masing minus 0,47 persen dan 0,22 persen.
Sementara satu sektor yakni energi cenderung stagnan.
Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu JATI, SGER, NPGF, IRSX, dan TFCO.
Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni SMKM, CHIP, HAJJ, GLVA, dan PTIS.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.646.733 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 20,35 miliar lembar saham senilai Rp9,16 triliun.
Sebanyak 257 saham naik, 249 saham menurun, dan 224 tidak bergerak nilainya.
Bursa saham regional Asia sore ini mayoritas melemah, antara lain indeks Nikkei turun 120,6 poin atau 0,41 persen ke 29.122,19, indeks Hang Seng melemah 105,38 poin atau 0,53 persen ke 19.762,19, indeks Shanghai terkoreksi 38,52 poin atau 1,15 persen ke 3.319,15, dan indeks Straits Times melemah 0,66 poin atau 0,02 persen ke 3.242,29.