IHSG ditutup melemah tertekan penurunan cadangan devisa RI

0
54

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin sore ditutup melemah tertekan penurunan cadangan devisa Indonesia pada bulan April 2023.

IHSG ditutup turun 18 poin atau 0,27 persen ke posisi 6.769,63.

Sementara itu kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 7 poin atau 0,74 persen ke posisi 938,04.

“Penurunan data cadangan devisa RI merupakan sentimen negatif dari domestik untuk IHSG hari ini,” kata Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Muhammad Nafan Aji saat dihubungi di Jakarta, Senin.

Bank Indonesia (BI) mencatat cadangan devisa Indonesia pada akhir April 2023 mencapai 144,2 miliar dolar AS, menurun dibandingkan posisi akhir Maret 2023 sebesar 145,2 miliar dolar AS.

Penurunan cadangan devisa April 2023 antara lain dipengaruhi oleh kebutuhan pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebutuhan likuiditas valas sejalan dengan antisipasi dalam rangka Hari Besar Keagamaan Nasional.

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,4 bulan impor atau 6,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.

Selain dari domestik, Nafan menyebutkan terdapat pula sentimen dari eksternal yang mempengaruhi pelemahan IHSG, yakni penantian para pelaku investor terkait data inflasi Amerika Serikat (AS) yang menentukan arah kebijakan moneter AS ke depannya.

Dibuka melemah tipis, IHSG terus bergerak di teritori negatif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham.

Pada sesi kedua, IHSG sempat menguat terbatas lalu kembali lagi ke zona merah hingga penutupan perdagangan saham.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, tiga sektor melemah yaitu terdalam pada sektor kesehatan, yang diikuti teknologi dan infrastruktur dengan masing-masing penurunan 0,63 persen, 0,15 persen, serta 0,02 persen.

Sedangkan, delapan sektor meningkat dimana sektor properti naik paling tinggi sebesar 2,69 persen, kemudian diikuti sektor transportasi dan logistik serta sektor energi masing-masing sebesar 1,15 persen dan 1,09 persen.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.521.090 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 23,93 miliar lembar saham senilai Rp11,32 triliun.

Sebanyak 304 saham naik, 241 saham menurun, dan 187 tidak bergerak nilainya.

Bursa saham regional Asia antara lain indeks Nikkei melemah 206,5 poin atau 0,71 persen ke 28.951,4, indeks Hang Seng menguat 223,11 poin atau 1,11 persen ke 20.272,42, indeks Shanghai menguat 57,12 poin atau 1,71 persen ke 3.391,62, dan indeks Straits Times melemah 6,85 poin atau 0,21 persen ke 3.259,78.