Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal pekan diproyeksikan terkoreksi dipicu kekhawatiran terhadap ancaman resesi global.
IHSG dibuka melemah 47,95 poin atau 0,67 persen ke posisi 7.130,64.
Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 9,87 poin atau 0,96 persen ke posisi 1.015,76.
“Untuk hari ini sentimen IHSG diperkirakan masih negatif.
Pasar diperkirakan masih akan tertekan oleh kekhawatiran terkait resesi global,” tulis Tim Riset Surya Fajar Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Senin.
Harga minyak global dan beberapa harga komoditas lain mengalami penurunan yang cukup masif.
Meskipun demikian, saham-saham komoditas dinilai masih memiliki kelebihan karena memiliki potensi dividen interim yang cukup besar pada kuartal IV 2022.
Apalagi, tren pelemahan rupiah yang terus berlanjut memberikan dampak positif bagi eksportir termasuk juga perusahaan komoditas yang berbasis ekspor.
Sementara itu, bursa saham AS kembali melanjutkan pelemahan pada perdagangan akhir pekan lalu.
Pasar masih diliputi oleh kekhawatiran terkait resesi global pasca tren kenaikan suku bunga oleh The Fed yang masih konsisten agresif.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS terus meningkat ke posisi tertinggi dalam lebih dari 10 tahun terakhir.
Penguatan mata uang dolar terhadap mata uang lain juga menunjukkan bahwa kondisi pasar global saat ini sangat tidak baik.
Sedangkan bursa saham Eropa bergerak turun pada perdagangan Jumat (23/9) lalu.
Pelaku pasar merespon negatif keputusan pemerintah Inggris yang memangkas beberapa pajak demi memacu investasi.
Dari Asia, bursa saham juga mengalami penurunan.
Pasar masih tertekan oleh dampak kenaikan suku bunga agresif oleh bank sentral AS.
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain indeks Nikkei melemah 605,73 poin atau 2,23 persen ke 26.548,1, indeks Hang Seng turun 19,24 poin atau 0,11 persen ke 17.952,51, dan indeks Straits Times terkoreksi 17,21 poin atau 0,53 persen ke 3.209,89.