IHSG diproyeksikan menguat masih didorong data pertumbuhan ekonomi

0
119

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa diproyeksikan menguat masih didorong oleh data pertumbuhan ekonomi kuartal III 2022, yang di atas perkiraan.

IHSG dibuka menguat 4,45 poin atau 0,06 persen ke posisi 7.106,85.

Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 0,85 poin atau 0,08 persen ke posisi 1.016,13.

“Untuk hari ini, kami memperkirakan IHSG akan menguat didorong oleh kebijakan moneter di global yang diperkirakan tidak akan seagresif bulan sebelumnya, ekspektasi pembukaan ekonomi di China, serta rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia yang positif,” tulis Tim Riset Panin Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Selasa.

Pasar saham AS kemarin ditutup menguat.

Indeks Dow Jones naik 1,31 persen, S&P 500 menguat 0,96 persen, dan Nasdaq meningkat 0,85 persen.

Investor masih akan mencermati terkait dengan pemilu paruh waktu di AS, di mana investor mempertimbangkan Partai Republik untuk memenangkan pemilu tersebut, yang diperkirakan akan berdampak positif untuk pasar.

Investor masih akan mencermati tenaga kerja di global, setelah Twitter menginformasikan akan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) untuk 90 persen karyawan di India.

Sementara pasar saham Eropa kemarin ditutup bervariasi, indeks DAX naik 0,55 persen, FTSE turun 0,48 persen dan STOXX600 menguat 0,33 persen.

Investor masih mencermati kebijakan moneter yang agresif di Eropa, setelah Bank of England (BoE) menaikkan suku bunga hingga 75 basis poin dan menginformasikan proyeksi yang buruk ke depannya, di mana diperkirakan perekonomian Inggris akan memasuki resesi terpanjang dalam sejarah.

Dari Asia, investor merespons positif kebijakan moneter dari Bank of Japan (BoJ), yang tidak menaikkan suku bunga di tengah kebijakan moneter bank sentral global yang terus agresif untuk menaikkan suku bunga.

BoJ menginformasikan kebijakan moneter longgar diperlukan untuk mendorong produktivitas serta meningkat tingkat gaji.

Di sisi lain, survei menunjukkan bahwa China berisiko untuk mengalami deflasi, karena rendahnya permintaan dan penurunan harga komoditas di mana potensi deflasi tersebut adalah pertama kalinya dalam dua tahun terakhir.

Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain indeks Nikkei menguat 337,92 atau 1,23 persen ke 27.865,56, indeks Hang Seng turun 24,3 atau 0,15 persen ke 16.571,61, indeks Shanghai terkoreksi 11,74 poin atau 0,38 persen ke 3.066,08, dan indeks Straits Times naik 8,21 poin atau 0,26 persen ke 3.149,52.