Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) awal pekan diprediksi naik di tengah kekhawatiran terhadap kondisi geopolitik Rusia dan Ukraina.
IHSG dibuka menguat 3,93 poin atau 0,06 persen ke posisi 6.896,75.
Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 0,95 poin atau 0,1 persen ke posisi 980,1.
“IHSG pada awal pekan berpotensi melanjutkan penguatan pada rentang 6.923-6.954,” tulis Tim Riset Lotus Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Senin.
Bursa ekuitas AS ditutup melemah dan mencatatkan penurunan mingguan untuk minggu kedua beruntun pada akhir pekan lalu, tertekan kekhawatiran tensi geopolitik di Ukraina.
Indeks DJIA turun 0,6 persen menjadi 34.079, S&P 500 ditutup melemah 0,72 persen menjadi 4.348 dan Indeks Komposit Nasdaq terkoreksi 1,23 persen ke level 13.548.
Pertumbuhan saham emiten megacap turut kembali menekan pergerakan indeks, seiring imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun masih dalam level tinggi di 1,9 persen.
Peringatan Amerika Serikat terkait potensi invasi Rusia di Ukraina, mendorong investor untuk melepas aset berisiko menjelang libur panjang Hari Presiden.
Adapun Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin akan berbicara dengan Menlu Rusia Sergei Lavrov pada Jumat ini.
Menlu Rusia Sergey Lavrov menyatakan klaim kekhawatiran atas dugaan eskalasi penembakan oleh pasukan Ukraina terhadap separatis pro- Rusia di wilayah Donbas, Ukraina timur.
Di sisi lain, spekulasi tentang langkah The Federal Reserve selanjutnya juga membebani, dengan ekspektasi kenaikan suku bunga pertama pada Maret.
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain Indeks Nikkei melemah 275,75 poin atau 1,01 persen ke 26.957,12, Indeks Hang Seng turun 153,53 poin atau 0,63 persen ke 24.174,18, dan Straits Times terkoreksi 1,41 poin atau 0,04 persen ke 3.427,49.