Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis berpotensi menguat terbatas usai rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) yang membaik pada April 2023.
IHSG dibuka stagnan di posisi yang sama dengan penutupan kemarin, yakni 6.811,91.
Sementara itu kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 menurun 3,74 poin atau 0,39 persen ke level 943,75.”IHSG hari ini berpotensi menguat terbatas pada rentang 6.701-6.909,” tulis Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Kamis.Inflasi di AS membaik dengan penurunan dari 5 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada Maret 2023 menjadi 4,9 persen (yoy) pada April 2023.
Namun secara bulanan, meningkat dari 0,1 persen (month-to-month/mtm) menjadi 0,4 persen (mtm).Begitupun dengan Inflasi inti yang secara bulanan tidak berubah di level 0,4 persen (mtm), namun secara tahunan mengalami penurunan dari sebelumnya 5,6 persen (yoy) menjadi 5,5 persen (yoy).Penurunan harga tiket pesawat dan tarif hotel telah membantu membatasi ukuran harga layanan inti di Negeri Paman Sam, yang ditopang oleh harga kendaraan baru yang turun.
Tetapi, penurunan paling dalam terjadi pada harga peralatan rumah tangga, meski harga makan di luar masih mengalami kenaikan.Dengan data seperti ini, Tim Riset Pilarmas mengungkapkan pelaku pasar dan investor semakin yakin bahwa Bank Sentral AS, The Fed akan mulai berfikir dua kali untuk kembali menaikkan tingkat suku bunga pada akhir tahun nanti, meskipun turunnya Inflasi secara tahunan di bawah 5 persen merupakan yang pertama kalinya dalam kurun waktu dua tahun terakhir.Saat ini, Fed memang sedang memasuki masa puasa menaikkan tingkat suku bunga, namun tentu saja data-data ekonomi yang masuk khususnya inflasi akan menjadi salah satu cerminan penting bagi The Fed untuk me langkah.
“Apabila inflasi konsisten untuk terus bergerak turun, bukan tidak mungkin pada akhir tahun nanti, The Fed tidak akan menaikkan tingkat suku bunga,” tambah Pilarmas.