Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat berpotensi menguat seiring melandainya Personal Consumption Expenditures Price Index (PCE) Amerika Serikat (AS).
IHSG dibuka melemah 1,50 poin atau 0,02 persen ke posisi 7.079,24.
Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 0,37 poin atau 0,04 persen ke posisi 929,66.
“Hari ini IHSG berpotensi menembus 7.100, seiring dengan kenaikan signifikan Dow Jones karena inflasi AS terkendali.
Level support IHSG berada di 7.000- 7.040, dan level resist IHSG berada di 7.100- 7.130,” ujar Head of Retail Research Analyst BNI Sekuritas Fanny Suherman di Jakarta, Jumat.
Dari mancanegara, data pengeluaran pribadi warga AS atau PCE Price Index melandai ke level 3 persen year on year (yoy) pada Oktober 2023, dari sebelumnya 3,4 persen (yoy) pada November 2023.
Angka itu membuat para investor menyimpulkan bahwa bank sentral AS The Fed kemungkinan telah selesai menaikkan suku bunga acuannya.
Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) akan melaporkan data inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) periode November 2023, yang mana secara historis inflasi secara bulanan akan meningkat mulai November hingga akhir tahun.
Sementara itu, dari AS, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat signifikan sebesar 1,47 persen, S&P 500 naik sebesar 0,38 persen, sedangkan, di sisi lain indeks Nasdaq melemah 0,23 persen.
Dari Asia, NBS manufacturing PMI China pada November mencapai 49,4, atau di bawah perkiraan.
Korea Selatan mempertahankan suku bunga di level 3,5 persen sesuai dengan perkiraan.
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain, indeks Nikkei melemah 35,59 poin atau 0,11 persen ke 33.451,30, indeks Hang Seng melemah 61,89 poin atau 0,36 persen ke 16.980,99, indeks Shanghai melemah 7,91 poin atau 0,26 persen ke 3.021,76, dan indeks Straits Times menguat 15,01 poin atau 0,49 persen ke 3.088,00.