Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis pagi berpotensi melemah sepanjang hari usai pernyataan hawkish Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Fed.
IHSG sempat dibuka menguat 0,04 poin atau 0,0005 persen ke posisi 6.801,79.
Sedangkan, kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 7,22 poin atau 0,76 persen ke posisi 943,93.
“Untuk hari ini para pelaku pasar mencermati pernyataan hawkish dari Ketua Fed Jerome Powell.” kata Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Muhammad Nafan Aji kepada Antara di Jakarta, Kamis.
Kendati demikian dari domestik, Nafan menilai para pelaku pasar akan mencermati potensi surplus neraca perdagangan Indonesia per November 2022.
Ketua Fed Jerome Powell mengatakan semalam bahwa Fed akan memberikan lebih banyak kenaikan suku bunga tahun depan meskipun ada kemungkinan resesi di AS, dengan suku bunga diperkirakan mencapai puncaknya di atas 5 persen.
Alasannya, biaya yang lebih tinggi kemungkinan akan dibayarkan jika Fed tidak menguasai inflasi.
Tanda-tanda perlambatan inflasi baru-baru ini rupanya belum membawa keyakinan bahwa pertarungan telah dimenangkan.
Pernyataan Powell dilontarkan usai Otoritas Moneter AS menaikkan suku bunga ke titik tertinggi dalam 15 tahun, yakni menjadi ke kisaran 4,25 persen-4,5 persen.
Sementara itu, pasar Eropa ditetapkan untuk pembukaan yang lebih tinggi dengan pan-region Euro Stoxx 50 berjangka naik 0,15 persen, Indeks DAX berjangka Jerman datar, dan Indeks FTSE berjangka naik 0,05 persen.
Dari Asia, saham-saham China dan Hong Kong melonjak karena pelonggaran pembatasan COVID-19 dan fokus kembali pada pertumbuhan ekonomi mendukung sentimen.
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain indeks Nikkei melemah 53,61 atau 0,19 persen ke 28.102,6, indeks Hang Seng turun 356,59 atau 1,81 persen ke 19.316,85, indeks Shanghai menguat 13,19 poin atau 0,42 persen ke 3.163,34, dan indeks Straits Times anjlok 19,25 poin atau 0,59 persen ke 3.163,34.