Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu berpeluang melanjutkan penguatan seiring dengan melandainya laju inflasi Amerika Serikat (AS).
IHSG dibuka menguat 55,33 poin atau 0,81 persen ke posisi 6.917,39.
Sementara itu kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 11,88 poin atau 1,31 persen ke posisi 915,79.
“Setelah kemarin proyeksi kita tepat IHSG break 6.860, hari ini IHSG akan mencoba melanjutkan penguatan ke sekitar 6.900.
Level support IHSG berada di 6.800- 6.840 dan level resist IHSG berada di 6.900- 6.930,” ujar Head of Retail Research Analyst BNI Sekuritas Fanny Suherman di Jakarta, Rabu.
Dari mancanegara, AS mencatat inflasi Oktober 2023 sebesar 3,2 persen year on year (yoy) dengan inflasi inti 4,0 persen (yoy) dan 0,2 persen month to month (mtm) atau di bawah perkiraan.
Sementara itu, Yield US Treasury 10 tahun turun menjadi di bawah 4,5 persen, atau untuk pertama kalinya sejak September 2023.
Indeks Wall Street menyambut positif atas data inflasi baru AS yang menimbulkan harapan bahwa The Fed akan mengakhiri kampanye kenaikan suku bunganya.
indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat signifikan 1,43 persen, S&P 500 naik sebesar 1,91 persen, bahkan indeks Nasdaq menguat lebih tinggi sebesar 2,37 persen.
Dari dalam negeri, pada hari ini Rabu (15/11), Indonesia akan melaporkan neraca perdagangan (balance of trade) Oktober 2023 yang diperkirakan mencapai surplus 3 miliar dolar AS.
Dari Asia, Jepang akan melaporkan industrial production per September 2023 pada hari ini.
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain, indeks Nikkei menguat 624,90 poin atau 1,91 persen ke 33.320,80, indeks Hang Seng menguat 405,49 poin atau 2,33 persen ke 17.802,35, indeks Shanghai menguat 15,44 poin atau 0,51 persen ke 3.071,51, dan indeks Straits Times menguat 24,47 poin atau 0,79 persen ke 3.129,13.