Di tengah menjaga keseimbangan antara pekerjaan penyusun kode perangkat lunak dan merawat seorang anak balita di Tokyo, LaShawn Toyoda melihat adanya peningkatan kebingungan di laman media sosial di antara para penutur asing tentang bagaimana mereka bisa mendapatkan vaksin COVID-19.
Mantan pengajar bahasa Inggris berusia 36 tahun itu, yang baru-baru ini menyelesaikan kursus coding intensif sebagai bagian dari perubahan jalur karir akibat pandemi, memutuskan bahwa dia telah memiliki cukup kemampuan untuk membantu meredakan kekhawatiran yang muncul di tengah kurangnya arahan yang jelas dari otoritas.
“Tak ada kabar yang diberikan dengan bahasa selain bahasa Jepang, terkait kapan mereka akan dapat divaksin, bagaimana atau di mana mereka bisa mendapatkan vaksin,” kata Toyoda, yang pindah ke Tokyo dari Maryland di Amerika Serikat 10 tahun yang lalu.
“Saya mengatakan kepada suami saya, ‘jaga putri kita, saya harus membuat sesuatu.” Beberapa jam kemudian, Toyoda meluncurkan basis data Find a Doc (http://www.findadoc.jp), sebuah database kesehatan yang membantu mereka yang tak dapat berbahasa Jepang untuk menemukan klinik-klinik yang menyediakan dosis-dosis cadangan dari pembatalan oleh para pasien usia lanjut yang diprioritaskan.