Hutang Amerika saat ini telah mencapai $ 22 Triliun yang setara dengan Rp.307.274,-. Saat ini pemerintah AS tengah mengupayakan agar Kongress mengijinkan pemerintah untuk menambah hutangnya untuk membayar hutang-hutangnya mendekati batas waktu pembayaran jatuh tempo. Ada kekhawatiran bahwa Amerika akan mengalami gagal bayar pada batas waktu jatuh tempo tersebut. Jika sampai tanggal 2 Maret ini Kongres tidak menyetujui penambahan hutang tersebut, maka pemerintah akan memberlakukan batas hutang yang lama. Hal ini tidak serta merta membuat AS tidak dapat membayar hutangnya karena Departemen Keuangan akan berupaya keras melakukan berbagai hal untuk membiayai operasional beberapa bulan ke depan.
Masalah hutang ini menjadi bom waktu. Menurut Ketua The Fed menjawab pertanyaan Senator Jhon Tester dalam dengar pendapat di Senat AS hari Selasa kemarin, bila Amerika tidak dapat membayar hutangnya sesuai batas waktu jatuh temponya, maka hal itu sangat tidak masuk akal dan hal itu akan menjadi masalah besar bagi AS (dan pastinya juga masalah terhadap perekonomian global). Masalah hutang yang dinyatakan Powell ini, bila benar-benar Amerika mengalami kegagalan dalam pembayaran sesuai jatuh temponya, maka akan membuat prediksi bahwa Amerika akan memasuki krisis di pertengahan tahun 2020 semakin mendekati kenyataan. Dalam dua minggu ini, di akhir Februari dan awal Maret ini, perkembangan ekonomi terutama masalah hutang AS ini harus di cermati oleh para pemegang kebijakan ekonomi, para pelaku pasar, para trader dan investor.