JAVAFX – Harga minyak mentah AS di hari Jumat mencatat penutupan tertinggi dalam masa perdagangan lebih dari tiga bulan. Kenaikan terjadi beriringan dengan naiknya bursa saham AS dan aset lainnya setelah masing-masing menemukan daya tarik terhadap latar belakang pembicaraan perdagangan AS-China yang optimis.
Pada perdagangan hari Kamis, harga minyak berakhir lebih rendah setelah laporan dari pemerintah AS mengungkapkan bahwa pasokan nasional naik selama lima minggu berturut-turut. Ledakan pasokan ini bahkan mencapai rekor. Harga terdesak turun dengan kekhawatiran melimpahnya produksi minyak AS. Sayangnya upaya penurunan produksi minyak di seluruh dunia sanggup membatasi upaya turunnya harga.
Harga minyak mentah West Texas Intermediate untuk kontrak pengiriman bulan April, berakhir naik 30 sen, atau 0,5%, berakhir pada $ 57,26 per barel. Ini sekaligus tercatat sebagai penutupan paling tinggi dimana kontrak paling aktif ini diperdagangkan sejak 12 November. Dalam sepekan, harga minyak WTI naik sekitar 3%. Sementara harga minyak jenis Brent untuk kontrak bulan yang sama, naik 5 sen, atau kurang dari 0,1%, menjadi menetap di $ 67,12 per barel di ICE Futures Europe. Ini juga tercatat sebagai harga penyelesaian tertinggi sejak 12 November. Patokan harga minyak internasional naik 1,3% untuk harga minggu ini, mencatatkan dua minggu berturut-turut kenaikannya.
Dilaporkan bahwa keyakinan pelaku pasar bersumber dari perkembangan perundingan AS – China dalam masalah perdagangan. Keduanya mengakhiri perundingan lebih baik. Bahkan Presiden Donald Trump bertemu dengan negosiator perdagangan China, Wakil Perdana Menteri Liu He pada hari Jumat.
Masih ada perpecahan yang mendalam karena masalah mendasar, dimana pejabat AS masih menekan China untuk menghentikan apa yang Washington sebut transfer teknologi terlarang dan subsidi yang tidak patut untuk perusahaan milik negara, The Wall Street Journal melaporkan.
Disisi lain, Lembaga Informasi Energi AS pada hari Kamis melaporkan bahwa pasokan minyak mentah AS naik selama lima minggu berturut-turut. Terjadi kenaikan pasokan sebesar 3,7 juta barel selama sepekan yang berakhir 15 Februari. Kenaikan itu sedikit lebih tinggi dari kenaikan sebesar 3,5 juta barel yang diperkirakan oleh analis yang disurvei oleh S&P Global Platts.
Ditengah upaya OPEC dan sekutunya mengurangi pasokan minyak, aktivitas pengeboran minyak serpih di AS telah stabil. Tak heran bila produksi minyak AS tetap di jalurnya untuk mencapai 13 juta barel per hari pada akhir tahun. Menyeimbangkan pasar, yaitu menyelaraskan pertumbuhan permintaan global yang agak tidak menentu dan kebijakan sanksi AS yang agak tidak menentu terhadap Iran dan Venezuela dengan boom shale, terletak di Arab Saudi dan sekutunya.
OPEC dimana secara de facto dipimpin oleh Arab Saudi, beserta 10 produsen mitra di luar kartel, yang dipimpin oleh Rusia, setuju pada akhir tahun lalu untuk menahan produksi minyak mentah oleh 1,2 juta barel secara kolektif per hari selama paruh pertama tahun ini. Langkah ini sebagai upaya untuk menyeimbangkan kembali pasar yang kelebihan pasokan dan mendorong harga naik. Produksi OPEC telah menurun sebagai akibat sanksi AS terhadap industri minyak anggota kartel yaitu Iran dan Venezuela, dimana keduanya dibebaskan dari kesepakatan pemotongan produksi terbaru. (WK)