Hari Anak-anak Nasional di Amerika diperingati pada 12 Juni lalu.
Anak-anak Amerika sejak dini diperkenalkan tentang keragaman budaya, baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah.
Seorang pendidik di Gettysburg, negara bagian Pennsylvania memasukkan lagu daerah Indonesia dalam pendidikan musik bagi paduan suara anak-anak di kota itu untuk menggugah wawasan global anak-anak Amerika.
Brent Talbot adalah seorang dosen musik di Gettysburg College, yang juga mengajar paduan suara anak-anak.
Kelompok paduan suara ini setiap tahun melakukan konser di kota Gettysburg.
Talbot mengatakan mengajar anak-anak adalah mendidik manusia dengan proses yang sebagian sama seperti mendidik manusia dewasa.
“Saya percaya pada Critical pedagogy, yang artinya dinamika kekuatan antara guru dan murid lebih setara dari pada jenjang yang lebih tinggi di mana guru mengajar secara otoriter atau seperti diktator.
Berada di AS sebagai bagian dari demokrasi, saya yakin akan idealisme demokrasi sehingga berbagi tanggung jawab, dan menghormati satu sama lain merupakan hal yang penting,” jelasnya.
Sebagai guru paduan suara anak-anak, Talbot memperkenalkan tradisi asing kepada anak-anak melalui lagu.
Dengan menggunakan lagu berbahasa Bali, ia tidak hanya memperkenalkan bahasa, pesan moral dan rasa kemanusiaan, tetapi juga rasa sayang pada hewan kepada anak-anak murid sekolah dasar dan menengah.
Ia menggali materi-materi pendidikan dari luar AS.
“Mencari sumber-sumber, mencari hal-hal penting untuk diperkenalkan kepada anak-anak, lalu kemudian memberi pertanyaan kritis pada anak-anak untuk mempertanyakan bersama murid bersama-sama, seperti apa rasanya menjadi anak-anak di bumi ini, bagaimana memahaminya lebih baik dan berpusat pada suara-suara contohnya mengenai orang-orang di Bali jadi materi saya seperti Gending Rare lagu dan permainan Bali, dilengkapi berbagai bahan multi media,” imbuh Talbot.
Ide memperkenalkan lagu berbahasa asing bagi anak-anak Amerika ini dianggap penting untuk perkembangan mereka sebagai bagian dari komunitas global, dan bagaimana kelak mereka akan berinteraksi dan memahami adanya cara-cara berbeda dalam berkomunikasi.
Anak-anak Amerika umumnya senang belajar hal-hal baru.
Sekolah dasar di Washington DC bahkan secara berkala setiap tahun mengundang kedutaan-kedutaan besar untuk memberi pengarahan mengenai budaya negara mereka.
“Selama minggu Pendidikan Global di Wahington DC kami memiliki berbagai lokakarya dan berbagai hal, lintas negara,” jelas Rosalinda Lamon, guru di Watkins Elementary School, di Washington DC.
Sekolah ini sebelumnya juga mengundang penulis buku anak untuk membacakan buku-buku anak berbahasa Indonesia dan bahasa daerah, yang sangat bermanfaat memperkenalkan keragaman komunitas global sejak dini.
Organisasi nirlaba AS, Children Defense Fund dalam situsnya mengatakan populasi anak-anak Amerika semakin beragam.
Dua puluh dua persen dari total populasi Amerika atau berarti sekitar 73 juta, adalah anak-anak.
Separuh dari anak-anak itu, atau 49,8 persen adalah anak kulit berwarna.