Harga Minyak WTI Turun, Brent Naik

0
72
Oil Rig

JAVAFX – Harga Minyak di bursa berjangka ditutup beragam, pada Senin (25/03). Untuk minyak mentah yang menjadi patokan harga AS harus berakhir turun , bahkan mencapai posisi terendah mereka dalam waktu satu minggu ini. Jatuhnya harga didukung oleh kekhawatiran terus-menerus tentang perlambatan ekonomi yang mengganggu permintaan energi.

Sementara harga minyak mentah Brent yang menjadi patokan harga internasional justru berakhir naik. Dorongan kenaikan harga didapatkan dari pemotongan produksi yang berkelanjutan di antara produsen minyak mentah utama serta ketegangan di Venezuela.

Untuk kontrak pengiriman bulan Mei, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) di New York Mercantile Exchange turun 22 sen, atau 0,4%, menetap di harga $ 58,82 per barel. Ini merupakan harga  terendah untuk kontrak bulan depan sejak 15 Maret. Sebaliknya, harga minyak mentah Brent untuk kontrak pengiriman bulan Mei, naik 18 sen, atau 0,3%, pada harga $ 67,21 per barel di ICE Futures Group, setelah membukukan penurunan mingguan 0,2%.

Ketakutan akan perlambatan ekonomi global meningkat minggu lalu setelah data manufaktur menunjukkan tanda-tanda lebih lanjut kelemahan di AS dan Eropa, dengan IMP manufaktur cepat AS di 52,5 pada Maret dari 53 sebulan sebelumnya. Disisi lain, indek ekonomi menunjukkan bahwa angka pembelian di tingkat manajer untuk zona euro lebih lemah dari yang diharapkan, kurang dari 50 angkanya. Ini menunjukkan kondisi yang memburuk, kontraksi.

Meskipun ada upaya terus-menerus dari kelompok OPEC +, munculnya kekhawatiran perlambatan pertumbuhan permintaan global terus merusak rencana kenaikan harga ini. Pada perdagangan akhir pekan lalu, terbukukan penurunan satu hari terbesar untuk kontrak WTI dan Brent sejak Februari lalu.

Tetap harus diingat bahwa fundamental minyak tetap condong mendukung kenaikan harga saat ini, dengan pemotongan OPEC + yang bertepatan dengan penurunan tajam dalam stok minyak mentah dan produksi AS akhir-akhir ini. Hal ini sekaligus menandakan bahwa pasar mungkin bisa bergeser ke wilayah yang belum tersuplai.

Bagaimanapun juga upaya Organisasi Negara Pengekspor Minyak untuk mengurangi output dan sanksi AS terhadap Venezuela dan Iran telah memberikan beberapa dukungan untuk harga, yang telah naik lebih dari 20% tahun ini. Anggota OPEC dan produsen minyak utama lainnya, termasuk Rusia, telah berjanji untuk membatasi produksi minyak mentah sekitar 1,2 juta barel per hari dari level Oktober untuk paruh pertama tahun ini untuk menopang pasar.

Ketegangan di sekitar anggota OPEC Venezuela memanas Senin. Sekretaris Negara AS Mike Pompeo mengatakan kepada Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov bahwa AS “tidak akan berpangku tangan” jika Rusia terus mengirim personil militer ke Venezuela untuk mendukung rezim Nicolás Maduro, menurut laporan dari The Washington Post. AS mengakui pemimpin oposisi Juan Guaido sebagai presiden sah negara itu.

Sementara itu, beberapa kapal dijadwalkan pada Senin untuk melewati bagian dari Houston Ship Chanel, salah satu pelabuhan terbesar di AS, yang telah ditutup sejak Jumat karena kontaminasi menyusul kebakaran tangki petrokimia di Intercontinental Terminals Co., Houston Chronicle. (WK)