Harga Minyak WTI Tertinggi Sejak Juli 2015

0
784

JAVAFX – Berita komoditas di hari Rabu(22/11/2017), harga minyak WTI tertinggi sejak Juli 2015 dan menguat secara besar pada perdagangan sore hari ini dengan informasi bahwa investor kuatir dengan pasokan minyak AS yang terkurangi akibat jalur pipa minyak mentah Kanada-AS untuk sementara ditutup.

Alhasil membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak November di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara menguat $1,03 atau 1,81% di level $57,86 per barel. Sedangkan minyak jenis Brent kontrak Desember di pasar ICE Futures London sementara sedang menguat $0,63 atau 1,01% di harga $63,20 per barel.

Tadi pagi, perusahaan minyak Kanada, TransCanada memutuskan untuk mengurangi pengiriman minyaknya ke AS setidaknya 85% atau setara dengan minyak mentah Keystone sebesar 590 ribu bph hingga akhir bulan ini. Keputusan ini terpaksa diambil setelah jalur pipa minyak Alberta Kanada ke kilang di AS telan terindikasi adanya tumpahan 5 ribu barel di Dakota Selatan, sehingga pasokan minyak mentah ke AS tentu akan berkurang dangat besar

Tadi pagi API juga melaporkan bahwa persediaan minyak mentah AS mengalami penurunan sebesar 6,356 juta barel di pekan sebelumnya. Persediaan bahan bakar naik 737 ribu barel serta persediaan minyak bakar dan solar turun 1,164 juta barel. Nanti malam pasar akan menantikan data dari EIA nanti malam dimana pekan lalu laporan Badan Energi AS ini membuat harga minyak dalam seminggu perdagangan lalu mengalami tekanan.

Namun rasa optimis bahwa kenaikan harga minyak masih bisa terjadi melihat di agenda pertemuan evaluasi kesepakatan pemangkasan produksi minyak 1,8 juta bph pada 30 November di Wina nanti, sudah dapat dipastikan akan membahas perpanjangan waktu komitmen tersebut hingga akhir 2018 setelah sebelumnya kesepakatan waktunya berakhir Maret 2018, demikian ungkap Sekjen OPEC Mohammad Barkindo awal pekan itu.

Para produsen minyak Rusia sendiri sudah menghadap Menteri Energi Rusia Alexander Novak untuk berdiskusi mengenai masa depan pembatasan pasokan minyak tersebut. Produsen minyak Rusia tersebut ingin agar penambahan waktu pembatasan pasokan tersebut hanya 6 bulan, namun ini sedikit bertentangan dengan keinginan Presiden Putin yang ingin diperpanjang 9 bulan.

Rusia sempat ragu untuk ikut ambil serta juga dalam perpanjangan waktu pemangkasan produksi minyak 1,8 juta bph sepanjang 2018 tersebut. Namun karena melihat produksi minyak AS yang terus bangkit, Rusia merasa kuatir sendiri terhadap masa depan harga minyak dunia, sehingga pekan lalu diputuskan bahwa Rusia akan mengikuti irama kebijaksanaan Arab Saudi.

Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, MarketWatch, CNBC
Sumber gambar: Reuters