Harga Minyak WTI Melejit

0
85

JAVAFX – Berita minyak di hari Selasa(20/2/2018), harga minyak WTI melejit dan masih melanjutkan episode positif pada perdagangan siang hingga sore hari ini dimana unsur aksi beli lanjutan ini terbantu oleh berkurangnya pasokan minyak Kanada ke AS.

Alhasil membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak Maret di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara menguat $0,60 atau 0,97% di level $62,28 per barel. Sedangkan minyak jenis Brent kontrak April di pasar ICE Futures London sementara sedang melemah $0,17 atau 0,26% di harga $65,50 per barel.

Harga minyak WTI yang menguat di dukung oleh berkurangnya pasokan minyak AS dari jaringan pipa Keystone Kanada yang sejak berlangsung sejak akhir tahun lalu karena terjadi kebocoran sehingga memotong pasokan minyak Kanada ke AS. Sedangkan pelemahan harga Brent terjadj setelah pasar saham Asia mengalami koreksi serta mulai menguatnya nilai dolar AS sehingga membatasi investor untuk memborong minyak kembali karena nilai bahan bakar menjadi lebih mahal.

Berlawanannya harga minyak tersebut membuat disparitas alias jarak harga di ajtara kedua jenis minyak tersebug makin menyempit atau mengecil, di mana sekarang disparitas WTI dengan Brent sekitar $3,22 per barel, turun dari lebih $7 per barel pada akhir tahun 2017 lalu.

Seperti kita ketahui bahwa kondisi disparitas harga yang melebar biasanya akan membawa dampak produksi minyak serpih AS akan meningkat tajam. Biasanya disparitas di atas angka $5 per barel membuat produksi minyak AS akan meningkat tajam.

Secara umum, pasar minyak tetap di dukung dengan baik karena adanya pembatasan pasokan minyak OPEC. Sekjen OPEC Mohammed Barkindo menyatakan bahwa rata-rata tingkat kepatuhan terhadap komitmen pembatasan pasokan minyak tahun lalu mencapai 107%. Sedangkan awal tahun ini, tingkat kepatuhan sudah naik menjadi 133%.

Barkindo menyatakan bahwa permintaan minyak global di 2018 bisa tumbuh 1,6 juta bph. Mirip dengan pandangan Citigroup bahwa pertumbuhan ekonomi global yang membaik maka akan meningkatkan permintaan konsumsi minyak dunia. Citigroup memperkirakan bahwa 2018 ini, pasokan minyak akan kelebihan pasokan hanya 0,2 juta bph atau bahkan 0 karena sisi permintaan yang meningkat tersebut.

Penguatan harga minyak berkat uraian pernyataan dari Menteri Minyak Arab Saudi Khalid al-Falih yang menyatakan bahwa produksi minyak Saudi Aramco akan mengalami penurunan sebesar 100 ribu bph mulai Maret nanti dan ekspornya akan menjadi di bawah 7 juta bph mulai bulan ini. Dirinya bersama OPEC akan tetap mempertahankan pengurangan pasokan minyak dunia sepanjang tahun ini yang sudah dilakukan sejak 2017 lalu dan al-Falih sangat yakin bahwa pasokan minyak dunia akan segera seimbang bahkan bisa defisit dengan langkah OPEC dan Rusia tersebut.

Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, MarketWatch, CNBC
Sumber gambar: CNBC