Harga Minyak WTI Berhasil Bangkit

0
127

JAVAFX – Berita komoditas di hari Senin(11/9/2017), harga minyak WTI berhasil bangkit untuk menguat pada perdagangan awal pekan sore ini, setelah diakhir pekan lalu mengalami tekanan dahsyat melemah lebih dari 3% yang kali ini didukung oleh dampak kerusakan badai Irma tidak akan sebesar dibanding perkiraan sebelumnya.

Perginya badai Irma tersebut dan tidak menimbulkan kerusakan yang besar di kantong-kantong minyak AS, membuat harga minyak mentah membaik, karena halangan produksi dan distribusi minyak tidak akan terganggu. Minggu lalu akibat badai Irma bahwa dilaporkan ekspor minyak AS mengalami penurunan dari yang kondisi normal 749 ribu barel perhari, menjadi hanya 153 ribu barel perhari.

Normalnya kondisi pengolahan minyak AS juga lambat laun membuat permintaan minyak mentah AS juga membaik. Pusat pengolahan minyak terbesar di AS, Motiva Port Arthur sudah restart lagi produksinya, sekitar 50% atau setara dengan 300 ribu barel perhari minyak olahan sudah berhasil dilakukan, dan diperkirakan akhir bulan ini kapasitas produksi secara penuh bisa dilaksanakan.

Menjadi perhatian penting bagi investor minyak bahwa sejak awal tahun ini, harga minyak telah turun sekitar 14%. Ini juga dapat diartikan bahwa harga minyak akan berkisar antara $45 hingga $52 per barel, karena nampaknya pula bahwa minyak WTI punya sisi resistansi yang kuat di level $50 perbarel dan support beli di level $46 perbarel.

Perginya badai Irma seakan menghapus luka badai Harvey yang lambat laun sembuh dan membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak Oktober di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara menguat $0,23 atau 0,48% di level $47,71 per barel. Sedangkan minyak jenis Brent kontrak Oktober di pasar ICE Futures London sementara sedang melemah $0,08 atau 0,15% di harga $53,70 per barel.

Berita tentang pertemuan informal OPEC antara Arab Saudi, Venezuela dan Kazakhstan, membuat investor minyak sangat optimis bahwa harga minyak bisa membaik kembali. Menteri Minyak Arab, Khalid al-Falid menyatakan bahwa pihaknya akan sepakat dengan kedua negara minyak tersebut untuk memanjangkan waktu pemangkasan produksi minyak 1,8 juta barel perhari setelah Maret 2018 nanti. Setidaknya Khalid menyatakan akan menambah waktu 3 bulan lagi.

Namun sayangnya Iran melaporkan bahwa produksi minyaknya bisa mencapai 4,5 juta barel perhari di akhir tahun ini, sementara sekarang masih 3,8 juta barel perhari. Kabar buruk ini membatasi kenaikan minyak lebih lanjut.

Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, CNBC, MarketWatch
Sumber gambar: Guardian (.com)