JAVAFX – Harga minyak turun setelah pasar saham AS runtuh pada perdagangan siang hari jelang sore ini dimana kondisi ini mengingatkan pasar bahwa turunnya kinerja ekonomi bisa membuat permintaan minysk menurun drastis.
Pasar saham AS semalam runtuh, turun hampir 5% sehingga bursa sempat panik. Kondisi ini diperparah oleh komentar Presiden Trump yang menganggap kebijakan suku bunga Fed yang tergesa-gesa dan bisa menyebabkan pasar ekuitas AS runtuh. Kondisi turunnya pasar saham ini seakan mengingatkan kita bahwa pernyataan IMF ada benarnya.
Dana Moneter Internasional menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi dunia akan mengalami penurunan di tahun depan akibat dari perang dagang yang berkepanjangan. IMF melakukan penurunan outlook pertumbuhan di tahun depan, serta menyatakan bahwa permintaan minyak akan menurun seiring dengan turunnya kinerja ekonomi dunia.
Sebelumnya harga minysk bertahan di level tinggi akibat sanksi Iran yang makin dekat. Setidaknya 3% pasokan minyak dunia akan hilang disebabkan oleh sanksi Iran dimana Iran dilarang melakukan penjualan minyaknya kepada pihak luar sejak 4 November nanti oleh AS. Dan Iran awal bulan ini hanya bisa melakukan ekspor minyak sebanyak 1,1 juta bph di pekan pertama, turun cukup banyak dari kapasitas normal ekspor yang bisa dipenuhi hingga 2,5 juta bph.
Iran merupakan negara produsen minyak anggota OPEC dan merupakan negara terbesar ketiga di OPEC dari segi produksi dengan rata-rata produksi yang bisa hilang sekitar 1,5 juta bph. Sejak tahun lalu, OPEC dan Rusia telah membatasi pasokan minyaknya 32,5 juta bph sehingga harga minyak berhasil naik lagi dari level $25 per barel menjadi 80an sekarang ini. Dan Trump juga membuat sanksi baru kepada Iran sehingga pasokan minyak dunia akan mengalami kekurangan.
Tekanan harga minyak juga muncul karena pasokan minyak AS akan naik. API memperkirakan bahwa pasokan minyak pekan ini di AS akan naik sebesar 9,7 juta barel. Data EIA akan rilis nanti malam.
Hal ini telah membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak September di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara melemah $1,24 atau 1,69% di level $71,93 per barel. Sedangkan minyak Brent kontrak Oktober di pasar ICE Futures London untuk sementara melemah $1,47 atau 1,77% di harga $81,62 per barel.
Selain itu kondisi perang tarif tetap mengganggu pergerakan minyak. Perang dagang akan membawa konsekuensi akan turunnya pertumbuhan sebuah negara sehingga permintaan akan minyak juga dapat dipastikan mengalami penurunan. Kesepakatan Kanada membawa telah membawa angin segar bagi harga minyak karena sisi pertumbuhan ekonomi kawasan akan semakin tumbuh serta permintaan akan konsumsi minyak juga akan makin bertambah.
(Sumber: Analis JAVAFX)
Author : Adhi Gunadhi