Harga minyak mentah Amerika Serikat (AS), West Texas Intermediate (WTI) ditutup lebih rendah pada perdagangan di Rabu (08/03/2023) setelah ketua Federal Reserve Jerome Powell mengisyaratkan bank sentral siap untuk berubah lebih hawkish. Powell juga menegaskan rencana untuk menaikkan suku bunga lebih cepat dan lebih tinggi guna memperlambat ekonomi dan menurunkan inflasi. Sementara itu, laporan lain menunjukkan pasar tenaga kerja AS tetap kuat secara tak terduga.
Minyak mentah WTI ditutup turun $0,92 menetap di $76,66 per barel. Minyak Brent Mei, terakhir terlihat turun $0,65 menjadi $82,64.
Kenaikan harga minyak tak luput dari dorongan yang terjadi dari penurunan pasokan minyak mentah AS dalam sepekan terakhir. Ini merupakan penurunan yang pertama kalinya dalam 11 minggu terakhir, demikian menurut laporan dari Lembaga Informasi Energi AS. Disebutkan bahwa stok minyak mentah AS turun 1,7 juta barel selama pekan lalu, meninggalkan persediaan 7% di atas rata-rata lima tahun.
Selanjutnya para pialang akan mengamati potensi resesi yang dikhawatirkan akan menghancurkan prospek permintaan. Kekhawatiran ini menguat Powell pada hari Selasa mengatakan dalam kesaksiannya di depan anggota komisi perbankan Senat bahwa ekonomi AS mengabaikan suku bunga yang lebih tinggi karena serangkaian laporan ekonomi kuat yang tak terduga yang dimulai dengan data pekerjaan Januari menunjukkan ekonomi AS terus memanas. tengah inflasi yang tinggi.
“Data ekonomi terbaru datang lebih kuat dari yang diharapkan, yang menunjukkan bahwa tingkat suku bunga akhir kemungkinan akan lebih tinggi dari yang diantisipasi sebelumnya. Jika totalitas data menunjukkan bahwa pengetatan yang lebih cepat diperlukan, kami akan siap untuk tingkatkan laju kenaikan suku bunga,” kata Powell kepada anggota parlemen.
Namun muncul laporan tak terduga lainnya yang menunjukkan perekrutan yang masih cukup kuat yang dirilis Rabu ini. Laporan ketenagakerjaan versi ADP ini menunjukkan sektor swasta AS mampu menambahkan 242.000 pekerjaan bulan lalu, jauh di atas perkiraan median untuk kenaikan 205.000 pekerjaan, sebagaimana mengutip pada Marketwatch.