JAVAFX – Harga minyak turun pada hari Senin diawal sesi AS untuk memulai perdagangan di bulan Agustus dengan kerugian setelah membukukan kenaikan empat bulan berturut-turut pada Juli. Pada pukul 23:00 WIB, Minyak Mentah WTI turun 2,31 persen pada $72,24 dan Minyak Mentah Brent diperdagangkan pada $73,89, turun 2,02 persen.
Pada pekan sebelumnya, harga minyak masih menetap lebih tinggi di hari Jumat untuk mengakhiri kenaikan bulan keempat berturut-turut tetapi penurunan yang terjadi di hari Senin ini menghapus kenaikan pada hari Jumat di tengah bangkitnya kembali kasus COVID secara global. Di sisi lain, data ekonomi China yang lemah, dan pasokan minyak yang lebih tinggi dari kelompok OPEC+ turut menjadi sentimen penurunan harga saat ini.
Komiditi minyak mentah di bursa berjangka bahkan berbalik lebih dari kenaikan moderat di hari Jumat di jam-jam awal perdagangan sesi Asia di hari Senin. Dorongan turun terjadi karena berita utama selama akhir pekan membawa sebagian besar berita yang mengecewakan tentang kebangkitan Covid yang dipimpin varian Delta yang berbaris di seluruh dunia.
Puncak sentiment pasar minyak adalah China, di mana wabah Covid yang terburuk dalam beberapa bulan telah ini menyebar ke wilayah Fujian dan Chongqing, demikian otoritas kesehatan China mengatakan di hari Sabtu.
Data ekonomi China juga menunjukkan bahwa ekspansi di sektor manufaktur melemah dalam 15 bulan, menurut Indeks Manajer Pembelian Manufaktur Umum (PMI) Caixin China. Kombinasi data ini dengan kebangkitan kasus COVID ditambah dengan produksi yang lebih tinggi dari kelompok OPEC+ membebani harga minyak pada awal Agustus.
OPEC sendiri diperkirakan telah memompa pada Juli volume minyak tertinggi sejak April 2020—pada 26,72 juta barel per hari (bph), naik 610.000 bph dari Juni, survei bulanan Reuters menemukan pada hari Jumat. Pada Agustus, aliansi OPEC+ menempatkan 400.000 barel per hari lagi di pasar.
Minggu ini, pasar akan menyaksikan presiden baru Iran Ebrahim Raisi menjabat dan implikasi potensial untuk pembicaraan nuklir, terutama mengingat serangan pesawat tak berawak minggu lalu terhadap kapal tanker minyak yang terkait dengan Israel di lepas pantai Oman, setelah itu AS dan Inggris. bergabung dengan Israel dalam menyalahkan Iran atas serangan itu.
Menurut Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken di hari Minggu, bahwa dari informasi awal maka Iran dianggap sebagai aktor serangan ini, yang menewaskan dua orang tak bersalah, menggunakan UAV eksplosif satu arah, dengan kemampuan mematikan yang semakin banyak digunakan di seluruh kawasan tersebut.