JAVAFX – Harga minyak turun lagi pada perdagangan semalam mengikuti petunjuk IEA yang memperingatkan dunia bahwa minyak akan kelebihan pasokan hingga tahun depan serta menguatnya kembali indeks dolar.
Harga minyak masih diperdagangkan negatif semalam mengikuti perkembangan laporan International Energy Agency juga melaporkan bahwa produksi minyak OPEC yang dipangkas hingga Maret 2018, tetap akan diimbangi oleh peningkatan produksi minyak AS, sehingga IEA memberi peringatan bahwa harga minyak akan tetap rendah hingga tahun depan karena dunia masih kelebihan pasokan.
IEA juga mencatat bahwa di 2018 nanti produksi minyak non-OPEC kemungkinan besar akan naik menjadi 1,5 juta barel perhari, sedangkan di tahun ini produksi akan tumbuh 700 ribu barel perhari
Energy Information Administration menyatakan bahwa persediaan minyak pemerintah AS mengalami penurunan yaitu sebesar 1,66 juta barel di akhir pekan lalu. Tetapi EIA juga menyatakan bahwa persediaan bensin atau BBM pekan lalu masih cukup tinggi yaitu sekitar 2,1 juta barel dan persediaan minyak destilasi atau minyak suling naik 300 ribu barel.
Tingginya persediaan BBM ini disebabkan penjualan bensin konsumen AS telah mengalami penurunan dalam 4 minggu secara berturut-turut karena musim berkendara atau libur panjang sudah tidak ada. Perdagangan semalam juga mencatat bahwa harga minyak sedang berada di level terendah sejak 7 bulan lalu.
Sejauh ini, perseteruan abadi antara produksi minyak AS dengan pemangkasan produksi minyak OPEC, yang menurut pasar bahwa kondisi ini bisa berlanjut hingga OPEC dan 10 negara produsen minyak non-OPEC melakukan evaluasi dan penilaian kembali terhadap keefektifan komitmen pemangkasan produksi minyak OPEC pada pertemuan di 30 November nanti.
Harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak Juli di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk perdagangan kemarin ditutup melemah $0,49 atau 1,10% di level $44,24 per barel. Sedangkan minyak jenis Brent kontrak Agustus di pasar ICE Futures London ditutup melemah $0,20 atau 0,43% di harga $46,80 per barel.
Selain itu penguatan indeks dolar AS terhadap mata uang utama dunia juga membuat investor sedikit menunda sisi beli minyak yang berdenominaai dolar karena harga minyak terlihat sedikit lebih mahal ketika indeks dolar menguat.
Sebelumnya, American Petroleum Institute atau API menyatakan bahwa persediaan minyak pemerintah AS mengalami kenaikan sebesar 2,753 juta barel di akhir pekan lalu.
Sebetulnya minyak masih susah untuk bangkit kembali setelah OPEC dalam laporan bulanannya menyatakan bahwa produksi minyak semua anggotanya di bulan lalu mengalami kenaikan 336 ribu barel perhari menjadi 32,14 juta barel perhari, dimana terjadi peningkatan produksi dari Libya, Nigeria dan Iraq.
OPEC juga menyatakan bahwa titik keseimbangan antara permintaan dengan penawaran minyak dunia berjalan sangat lamban dimana persediaan minyak dari negara-negara industri terus mengalami penurunannya dan ini akan berlangsung hingga akhir tahun ini, namun sayangya produksi minyak AS terus dipompa untuk meningkatkan produksi.
Seperti kita ketahui bahwa akhir bulan lalu bertempat di Wina, OPEC beserta 11 negara produsen minyak non-OPEC setuju untuk memperpanjang komitmen pemangkasan produksi minyak 1,8 juta barel perhari hingga akhir kuartal pertama 2018.
Sumber berita: Bloomberg, Investing, MarketWatch, Reuters
Sumber gambar: Wall Street Journal