Harga minyak turun di Asia terseret potensi kenaikan suku bunga Fed

0
79
Oil rig in the gulf from aerial view

Harga minyak turun di perdagangan Asia pada Rabu sore, karena pasar mempertimbangkan potensi kenaikan suku bunga Federal Reserve AS yang dapat memperlambat pertumbuhan dan mengurangi konsumsi minyak, mengimbangi penurunan persediaan AS dan data ekonomi China yang kuat.

Harga minyak mentah berjangka Brent merosot 35 sen atau 0,4 persen, menjadi diperdagangkan di 84,42 dolar AS per barel pada pukul 06.41 GMT.

Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 33 sen, juga 0,4 persen, menjadi diperdagangkan pada 80,53 dolar AS per barel.

Bank sentral AS kemungkinan memiliki satu lagi kenaikan suku bunga untuk melawan inflasi, Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic mengatakan pada Selasa (18/4/2023).

Pasar memperkirakan peluang 86 persen Fed menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan kebijakan Mei.

Di Eropa, pejabat Bank Sentral Eropa juga mewaspadai inflasi dan menyatakan suku bunga harus terus meningkat.

Harga minyak mendapat dorongan dari laporan industri yang menunjukkan stok minyak mentah AS turun sekitar 2,68 juta barel dalam pekan yang berakhir 14 April, pelaku pasar mengutip angka American Petroleum Institute (API) pada Selasa (18/4/2023).

Persediaan bensin dan sulingan juga turun minggu lalu, kata sumber.

Laporan persediaan resmi oleh Badan Informasi Energi, bagian statistik dari Departemen Energi AS, akan dirilis pada Rabu pukul 14.30 GMT.

Sementara itu, ekonomi importir minyak mentah utama China tumbuh 4,5 persen lebih cepat dari perkiraan pada kuartal pertama, sementara throughput atau tingkat pengolahan kilang-kilang minyak negara itu naik ke level rekor pada Maret, data menunjukkan.

“Pasar tidak sabar dengan dampak pembukaan kembali China terhadap permintaan.

Fakta bahwa ekonominya tumbuh pada laju tercepat dalam satu tahun akan menjadi pertanda baik untuk permintaan dalam beberapa bulan mendatang,” kata analis ANZ Research, Brian Martin dan Daniel Hynes dalam catatan klien.

“Namun, ini diimbangi oleh kelemahan di tempat lain,” kata mereka, merujuk pada penurunan margin penyulingan untuk solar dan bahan bakar jet yang mengindikasikan permintaan global melemah.

Minyak distilasi dan bensin dari Asia hingga Eropa melemah di tengah lesunya permintaan dan pasokan produk yang meningkat di pasar.

Menambah lebih banyak tekanan terhadap harga acuan minyak adalah penyulingan Asia terus menyedot minyak mentah Rusia pada April.

India dan China telah mengambil sebagian besar minyak Rusia sejauh ini pada April dengan harga di atas batas harga Barat sebesar 60 dolar AS per barel, menurut perhitungan para pedagang dan Reuters.