JAVAFX – Harga minyak mentah AS dibursa berjangka berakhir lebih tinggi pada perdagangan hari Rabu (30/01). Meski pasokan minyak mentah mingguan naik, namun kurang dari yang diharapkan dan sanksi AS terhadap perusahaan minyak milik negara Venezuela mengangkat harga penutupan ke posisi tertinggi dalam lebih dari dua bulan ini.
Minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman Maret naik 92 sen, atau 1,7%, berakhir di $ 54,23 per barel di New York Mercantile Exchange (NYMEX). Berdasarkan kontrak bulan depan, harga mencatatkan penutupan tertinggi sejak 21 November. Sementara kontrak bulan depan naik 19%, pada kecepatan untuk kinerja Januari terbaik setidaknya sejak tahun 1985. Minyak mentah Brent untuk kontrak pengiriman bulan Maret naik 33 sen, atau 0,5%, menjadi $ 61,65 per barel di ICE Futures Europe. Kontrak berakhir pada Kamis ini.
AS memberikan sanksi kepada Petróleos de Venezuela SA, atau PdVSA Venezuela, awal pekan ini. Hal ini meningkatkan risiko gangguan terhadap pasokan minyak global dari anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak, yang juga merupakan rumah bagi cadangan minyak terbesar dunia.
Sementara Lembaga Informasi Energi melaporkan bahwa pasokan minyak mentah domestik naik 900.000 barel untuk pekan yang berakhir 25 Januari. Kenaikan itu lebih kecil dari perkiraan yang meyakini akan naik 3,1 juta barel. American Petroleum Institute sendiri melaporkan pada hari Selasa akan terjadinya kenaikan pasokan mingguan sekitar 1,1 juta barel, tetapi kelompok itu juga merevisi data minggu sebelumnya, menjadi naik sekitar 1 juta barel.
Penurunan impor yang tajam telah membantu mencegah peningkatan pasokan besar lainnya, sebagaimana merujuk pada data EIA. Dimana terjadi penurunan impor lebih dari 1 juta barel per hari. Hal ini telah membantu mengurangi dampak penurunan signifikan dalam aktivitas penyulingan yang turun hampir 600.000 barel per hari. (WK)