JAVAFX – Berita minyak di hari Selasa(6/3/2018), harga minyak tetap menguat pada perdagangan minyak jelang sore hari ini karena investor melihat dolar AS masih bisa melemah dan beberapa pernyataan pejabat OPEC yang optimis dengan masih akan membaiknya harga minyak di masa mendatang.
Alhasil hal ini membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak April di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara menguat $0,17 atau 0,27% di level $62,74 per barel. Sedangkan minyak Brent kontrak Mei di pasar ICE Futures London sementara menguat $0,14 atau 0,21% di harga $65,68 per barel.
Dari awal pekan kemarin, OPEC bersama dengan produsen-produsen minyak dunia lainnya sedang berkumpul di Houston AS dalam rangka pertemuan tahunan CERAWeek dan Presiden OPEC yang juga Menteri Minyak Uni Emirat Arab, Suhail Mohammed Al-Marzrouel menyatakan bahwa pembatasan pasokan minyak OPEC akan berlangsung hingga tahun depan.
Sejauh ini pula Sekjen OPEC Mohammed Barkindo juga menyatakan bahwa para anggota OPEC akan membicarakan secara tertutup mengenai pasokan minyak dunia. Pasar menganggap bahwa keseimbangan pasar minyak masih bisa terjaga dengan komitmen tinggi dari OPEC yang terus membatasi pasokannya.
Menteri Minyak Ekuador Carlos Perez di sela-sela CERAWeek juga menyampaikan bahwa OPEC mengalami produksi dengan makin menurunnya produksi Venezuela yang sekarang hanya 1,5 juta bph dan minyak Libya yang masih terus mengalami gangguan keamanan sehingga pekan ini sedang kehilangan produksi sekitar 300 ribu bph.
Penguatan minyak juga didukung oleh dolar AS yang sedikit masih mengalami tekanan sehingga harga minyak sendiri bisa tidak tertekan. Seperti kita ketahui bahwa korelasi antara dolar AS dan harga minyak sangat dekat karena usaha beli minyak biasanya menggunakan mata uang AS tersebut. Semakin dolar AS melemah maka usaha beli minyak akan terlihat semakin murah dan kuantitas belinya tentunya akan bertambah.
International Energy Agency melalui pemimpinnya Fatih Birol menyatakan di sela-sela pertemuan CERAWeek tersebut bahwa diperkirakan permintaan minyak global di 2023 nanti akan tumbuh sekitar 1,1%. Namun IEA juga memperkirakan bahwa produksi minyak AS di 5 tahun mendatang bisa menutupi kekurangan pasokan minyak dunia. IEA memperkirakan bahwa kenaikan produksi minyak AS bisa menjadi 12,1 juta bph dan tentu ini merupakan negara yang mempunyai produksi minyak terbesar di dunia dan akan menjadi negara swasembada energi.
Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, MarketWatch, CNBC
Sumber gambar: CNBC