JAVAFX – Harga minyak tetap ke Selatan alias tetap melemah pada perdagangan sore awal pekan ini meski sebagian besar kilang minyak AS sudah buka dan faktor beralihnya investasi karena Semenanjung Korea yang memanas awal pekan ini.
Investor tidak nyaman dengan kondisi Korea tersebut karena akhir pekan lalu melalui rudal berbahan hidrogen yang mempunyai jarak jelajah yang lebih jauh dan berhulu ledak nuklir yang lebih besar daripada biasanya, membuat AS dan sekutunya seperti Korea Selatan dan Jepang bereaksi sangat keras dan menuntut Dewan Keamanan memberi sanksi tegas kepada Pyongyang. Inilah yang membuat minyak Brent terseok-seok sejak tadi pagi, karena minyak WTI sepertinya sedikit ditransaksikan jelang libur pasar keuangan AS nanti malam.
Memanasnya suhu di Korea Utara ini membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak Oktober di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara menguat tipis $0,05 atau 0,11% di level $47,34 per barel. Sedangkan minyak jenis Brent kontrak Oktober di pasar ICE Futures London sementara sedang melemah $0,40 atau 0,76% di harga $52,35 per barel.
Tak bergeraknya minyak WTI yang besar karena badai Harvey membuat banjir di daerah pengolahan minyak dan gas milik AS yang berada di Texas dan Louisiana akhir pekan ini sudah reda, dan dilaporkan hanya sekitar 5% produksi minyak di Teluk Meksiko atau setara dengan 96 ribu barel perhari masih ditutup. Bandingkan dengan pekan lalu dimana sekitar 26% atau produksi minyak sekitar 428 ribu barel perhari kilang di lokasi tersebut ditutup.
Menurut Gubernur Texas Greg Abbott, bahwa potensi kerugian akibat badai ini bisa mencapai $150 hingga $180 milyar dan juga memerlukan beberapa bulan untuk memulihkan kilang-kilang pengolahan minyak AS agar dapat beraktifitas secara normal kembali.
Seperti diketahui menurut Abbott bahwa badai Harvey kali ini merupakan badai terbesar dalam 12 tahun terakhir dan melintasi daerah kantong minyak dan gas AS. Di Gulf Coast atau Teluk Meksiko merupakan daerah penting bagi produksi nasional AS karena sekitar 45% kapasitas produksi pengolahan minyak nasional AS dan 51% pengolahan gas AS berada di situ, menurut EIA.
Dengan keluarnya cadangan minyak pemerintah AS sebanyak 1 juta barel, lambat laun produksi kilang pengolahan AS telah membaik. Dan harga bahan bakar pun mengalami penurunan sekitar 3% menjadi $1,69 pergalonnya.
Menjadi perhatian penting bagi investor minyak bahwa sejak awal tahun ini, harga minyak telah turun sekitar 14%. Ini juga dapat diartikan bahwa harga minyak akan berkisar antara $45 hingga $52 per barel, karena nampaknya pula bahwa minyak WTI punya sisi resistansi yang kuat di level $50 perbarel dan support beli di level $46 perbarel.
Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, CNBC, MarketWatch
Sumber gambar: Tribune Herald Morning Post