Harga Minyak Terus Tunjukkan Keperkasaannya

0
113

JAVAFX – Harga minyak terus tunjukkan keperkasaannya pada perdagangan minyak siang hari jelang sore ini setelah Presiden Trump telah memutuskan keluar dari perjanjian nuklir Iran 2015 sehingga potensi embargo minyak Iran akan kembali muncul dan sekitar 1 juta bph pasokan minyak akan berkurang.

Presiden Trump telah mengumumkan bahwa AS telah keluar dari kesepakatan nuklir Iran dan dalam waktu 180 hari ke depan, jika Iran dan AS tidak bisa menyepakati sesuatu yang baru, maka embargo Iran akan berlaku kembali. Embargo tersebut berupa pembatasan ekspor minyak Iran dan sekaligus pelarangan kegiatan jasa keuangan dengan Iran. Sejauh ini pihak Rusia, Perancis, Jerman dan Inggris belum keluar dari kesepakatan nuklir tersebut, sehingga mereka masih bisa melakukan impor minyak dari Iran.

Seperti kita ketahui bahwa sebelum menjadi presiden, Trump mengungkapkan bahwa kesepakatan nuklir 2015 yang terjadi di era Obama menurutnya adalah sebuah perjanjian terbodoh yang dilakukan oleh sejarah AS. Jadi kemungkinan besar bahwa embargo minyak Iran akan segera terjadi demi menekan Iran yang menurut Trump merupakan sponsor utama kisruh politik di Yaman dan Timur Tengah.

Produksi minyak Iran pulih sejak 2016 setelah perjanjian tersebut berlaku, dan bulan lalu produksi minyak Iran mencapai puncaknya sekitar 2,6 juta bph karena permintaan konsumen China dan India yang meningkat. Konsumen utama minyak asal Iran adalah negara-negara di Asia. Hal ini membuat Iran menjadi negara produsen minyak asal OPEC yang terbesar ketiga di belakang Arab Saudi dan Irak.
Konsumen minyak Iran harus mencari penggantinya, karena sesuai sanksi sebelumnya, sekitar 1 juta bph produksi minyak Iran akan terkurangi. Hal ini telah membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak Juni di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara menguat $0,56 atau 0,79% di level $71,70 per barel. Sedangkan minyak Brent kontrak Juni di pasar ICE Futures London untuk sementara menguat $0,56 atau 0,73% di harga $77,77 per barel.

Harga minyak di perdagangan siang ini mengalami penguatannya selain karena pasokan minyak Iran akan terganggu, kondisi pasokan dari Venezuela sepertinya akan terus menurun di kemudian hari. Semua ini terjadi karena Venezuela sedang krisis ekonomi sehingga pembukaan ladang-ladang minyak baru juga terus tertunda.

Penguatan harga minyak juga berkat turunnya persediaan minyak mentah AS sekitar 2,2 juta barel menjadi 433 juta barel pada pekan lalu. Persediaan minyak AS masih di atas rata-rata persediaan 5 tahunan sekitar 420 juta barel. Produksi minyak AS juga naik menjadi 10,7 juta bph, total sudah naik 27% sejak pertengahan 2016.

Penulis: Adhi Gunadhi
Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, MarketWatch, CNBC
Sumber gambar: CNBC