JAVAFX – Berita komoditas di hari Selasa(24/10/2017), harga minyak terus tergerus sisi jualnya meski memiliki potensi untuk mengalami koreksi akibat terbatasnya produksi minyak Timur Tengah dan tingginya permintaan di Asia.
Tingginya permintaan minyak China dan India juga mempengaruhi pergerakan pasar hari ini. Sebelumnya pelaku pasar minyak gembira karena impor minyak China bulan lalu mencapai rata-rata 8,5 juta bph, dan merupakan impor terbesar didunia. Tingginya permintaan ini disebabkan oleh turunnya produksi dalam negeri China, peningkatan akses terhadap impor dan ekspor untuk penyulingan independen serta pembangunan cadangan minyak strategis, ungkap Barclays.
Impor minyak India juga meningkat sekitar 4,2% dibandingkan bulan menjadi 4,83 juta bph di September sehingga India merupakan pengimpor terbesar ke 3 didunia. Sedangkan menurut IEA bahwa permintaan minyak kawasan Asia Tenggara masih akan meninggi hingga 2040 nanti. Permintaan minyak Asia Tenggara tersebut sekarang berkisar 4,7 juta bph dan akan meningkat menjadi 6,6 juta bph di 2040 itu. Peningkatan permintaan tersebut karena pertambahan jumlah penduduk yang cepat yang juga diiringi dengan cepatnya pertumbuhan kendaraan bermotor.
Alhasil membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak November di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara melemah $0,06 atau 0,12% di level $51,84 per barel. Sedangkan minyak jenis Brent kontrak Desember di pasar ICE Futures London sementara sedang melemah $0,14 atau 0,24% di harga $57,23 per barel.
Produksi minyak Irak di Kurdi yang mampu memproduksi hingga 600 ribu bph, pasca pendudukan kembali wilayah Kirkuk oleh pasukan militer pemerintah pusat Irak belum menampakkan gejala-gejala normalnya pengiriman sebesar itu. Menurut situasi terakhir dari pelabuhan minyak Turki di Ceyhan, bahwa pengiriman minyak dari Kurdi hanya 288 ribu bph atau kurang dari setengah pengiriman normalnya, sehingga dikuatirkan pasokan minyak dunia masih dapat kekurangan.
Dilaporkan juga bahwa persediaan minyak mentah komersial AS telah turun 15% sejak Maret lalu hingga sekarang menjadi sekitar 456,5 juta barel, dimana sebagian besar cadangan strategis minyak ini diekspor keluar AS karena permintaan minyak WTI mengalami peningkatan ketika disparitas antara WTI dengan Brent terus melebar. Pasokan minyak AS nampaknya akan menurun lebih dalam setelah 7 rig pekan lalu dinonaktifkan lagi sehingga data persediaan minyak mentah pemerintah AS di pekan lalu kemungkinan juga akan turun kembali.
Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, MarketWatch, CNBC
Sumber gambar: Livemint