Harga Minyak Terus Mendapatkan Tekanan Jual

0
507

JAVAFX – Berita komoditas di hari Senin(4/12/2017), harga minyak terus mendapatkan tekanan jual pada perdagangan awal pekan ini sebagai bentuk aksi ambil untung pasca OPEC dan Rusia setuju terhadap perpanjangan waktu pembatasan pasokan minyak 1,8 juta bph di Wina Austria. Akan tetapi kekhawatiran terhadap pasokan minyak AS yang makin meninggi masih membayangi penurunan harga selanjutnya.

Alhasil membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak Januari di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara melemah $0,46 atau 0,79% di level $57,90 per barel. Sedangkan minyak jenis Brent kontrak Januari di pasar ICE Futures London sementara sedang melemah $0,33 atau 0,52% di harga $63,40 per barel.

Harga minyak kali ini berada di sisi yang negatif setelah pasar melihat laporan Baker Hughes di akhir pekan lalu bahwa sebanyak 2 rig kembali aktif dan menjadi total sekarang menjadi 749 sehingga hal ini makin menyakinkan bahwa produksi minyak AS akan makin meninggi.

Seperti dilaporkan EIA pekan lalu bahwa produksi minyak mentah AS, dipekan lalu mengalami kenaikan 24 ribu bph menjadi 9,68 juta bph, angka produksi tertinggi lagi sejak EIA mencatatnya di 1983 atau lebih tinggi juga dibandingkan produksi AS di tahun 70an. Angka produksi tersebut sedikit dibawah angka produksi Rusia dan Arab Saudi dan sejak pertengahan tahun 2016 lalu, produksi minyak AS sudah naik sebesar 8,5 juta bph.

Dan sepanjang perdagangan minyak di bulan lalu, kenaikan harga minyak mencapai rata-rata 5,6% dan sejak pertengahan Mei lalu atau setelah rapat evaluasi pertama tentang pemangkasan produksi minyak 1,8 juta bph, harga minyak sudah naik 18%.

Harga minyak sendiri tidak terlalu tertekan setelah pasar masih melihat faktor keikutsertaan Rusia dalam persetujuan dalam perpanjangan waktu pembatasan pasokan minyak dunia 1,8 juta bph memang sangat melegakan pasar karena sebelumnya Rusia kuatir bila perpanjangan waktu hingga akhir tahun maka produksi minyak AS akan terus dipacu dan ini mengakibatkan pasokan minyak dunia juga akan tetap tinggi.

Rusia juga gembira dengan langkah dari OPEC tersebut dengan memasukkan Nigeria dan Libya untuk masuk dalam komitmen pembatasan tersebut. Libya dan Nigeria akan mulai dibatasi produksinya mulai awal tahun depan. Para anggota rapat evaluasi tersebut juga setuju bahwa setelah semester pertama 2018 berakhir, maka akan ada evaluasi komitmen kembali, dengan catatan yang dipahami pengamat bahwa akan ada perpanjangan waktu lagi, atau bisa juga menghentikan komitmen tersebut.

Sepanjang 2018, anggota OPEC akan dikurangi pasokannya 1,2 juta bph, sedangkan negara produsen non-OPEC sebesar 600 ribu bph.

Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, MarketWatch, CNBC
Sumber gambar: Reuters