JAVAFX – Harga minyak terus melemah seiring keringanan sanksi Iran pada perdagangan siang hari jelang sore ini sedang dipersiapkan Trump untuk lebih memberi kesempatan negara lain mendapatkan minyak Iran.
Iran segera mendapatkan larangan ekspor minyaknya serta dilarang melakukan kegiatan keuangan yang berkaitan dengan jual beli minyaknya terkait sanksi AS yang mencabut keikutsertaannya dalam Perjanjian Nuklir 2015 di era Obama. Trump mencabut perjanjian tersebut, membuat Iran dilarang melakukan kegiatan ekspor minyaknya, namun 8 negara mendapatkan keringanan pembelian minyak dari Iran.
China, India, Korea Selatan, Yunani, Jepang, Taiwan dan Turki diberi kelonggaran pembelian minyak kepadaIran dalam waktu 180 hari. Jumlah pembelian minyak Iran pekan lalu mengalami penurunan yang cukup besar dari 2,3 juta bph tinggal 1,5 juta bph saja. Namun diperkirakan pasokan minyak Iran masih bisa bertambah lagi 1,3 juta hingga 1,8 juta bph setelah November ini. Bahkan supertanker minyak Iran sebesar 9 juta barel sedang menantikan pengirimannya dalam waktu 30 hari.
Presiden Trump menyiapkan rencana baru bagi sanksi Iran dengan akan menjatuhkan pembatasan ekspor Iran secara bertahap agar Iran lebih patuh serta mencegah harga minyak naik kembali.
Harga minyak dalam sepekan sebelumnya mengalami tekanan jual yang cukup besar, mengingat pasokan minysk dunia yang akan naik. API melaporkan bahwa persediaan minyak AS akan naik sekitar 7 juta barel di pekan nanti. JPMorgan sendiri sudah menurunkan target harga Brent dari $80 per barel menjadi $77,80 per barel untuk tahun depan karena pasokan minyak akan meluber.
Ini karena 2 anggota OPEC yaitu Libya dan Uni Emirat Arab menyatakan telah menaikkan paokan minyaknya di mana UEA berhasil menambah pasokan sebesar 200 ribu bph menjadi 3,25 juta bph, sedangkan Libya membuat tambahan pasokan 1,22 juta bph, sehingga total OPEC bisa memproduksi minyaknya sebesar 33,31 juta bph. Irak juga akan meningkatkan pasokannya dari 4,6 juta bph akan menjadi 5 juta bph. Arab Saudi juga mengalami kenaikan produksi sekitar 416 ribu bph pekan lalu, menambah beban pasokan internasional.
Sebelumnya kondisi pasokan yang berlebih sempat dikeluhkan banyak pihak, padahal sanksi Iran semakin dekat sehingga harga minyak terus naik. Sebelumnya OPEC telah mengeluarkan perkiraan dimana produksi minyak dunia dapat di antara 1,5 juta bph hingga 2 juta bph penurunan di tahun depan.
Namun harga minyak makin sulit membaik selain pasokan yang akan berlimpah, kondisi pertumbuham ekonomi global yang sedang menurun kemungkinan besar akan membuat konsumsi minyak juga akan menurun.
Hal ini telah membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak September di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara melemah $0,28 atau 0,45% di level $61,93 per barel. Sedangkan minyak Brent kontrak Oktober di pasar ICE Futures London untuk sementara melemah $0,08 atau 0,11% di harga $72,05 per barel.
(Sumber: Analis JAVAFX)
Author : Adhi Gunadhi