JAVAFX – Berita komoditas di hari Senin(18/12/2017), harga minyak terus dekati level 2 tahun tertingginya pada perdagangan sore hari ini dimana harga minyak WTI dan Brent bergerak serasi ke sisi penguatannya dengan kekuatiran jalur pipa minyak Laut Utara yang ditutup lebih lama serta penonaktifan sejumlah kilang minyak AS oleh Baker Hughes.
Alhasil membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak Januari di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara menguat $0,44 atau 0,77% di level $57,74 per barel. Sedangkan minyak jenis Brent kontrak Januari di pasar ICE Futures London sementara sedang menguat $0,59 atau 0,93% di harga $63,82 per barel.
Pada perdagangan bursa komoditi dari pagi hingga siang di awal pekan hari ini, harga minyak berhasil bertahan dari tekanan jual yang besar setelah CEO Ineos Forties Pipeline Systems, Andrew Gardner, pekan lalu berkata bahwa waktu pemeliharaan atau perbaikan jalur pipa Forties kemungkinan lebih dari 2 hingga 3 minggu. Awal pekan lalu, grup Ineos Forties Pipeline Systems menyatakan telah menutup sementara jalur pipa minyak Forties dari Laut Utara yang ke Inggris dimana sekitar 450 ribu barel per hari atau setara dengan 40% pasokan minyak dan gas ke Inggris akan dihentikan pengirimannya.
Harga minyak juga didukung oleh laporan pekan lalu Baker Hughes menyatakan bahwa telah menonaktifkan 4 rig lagi sehingga total rig yang aktif berjumlah 747 rig, atau lebih tinggi dari tahun lalu yang berjumlah 510 rig.
Memang jumlah kilang yang diaktifkan berkurang, namun investor melihat bahwa harga minyak bisa terganggu kenaikannya dimana situasi yang cukup menguatirkan ketika produksi minyak AS makin meninggi sehingga membuat pasokan minyak dunia di tahun depan bisa tidak seimbang lagi dan usaha pembatasan pasokan minyak OPEC bisa sia-sia.
Dalam laporan bulanannya, IEA menyebut bahwa produksi minyak AS tahun ini tumbuh sebesar 390 ribu bph dan tahun depan bisa tumbuh sekitar 780 bph. IEA juga melaporkan bahwa produksi minyak non-OPEC tahun ini bisa mencapai 630 ribu bph dan tahun depan bisa mencapai 1,6 juta bph. Seiring juga sehari sebelumnya OPEC juga memperkirakan bahwa produksi minyak non-OPEC tersebut akan naik 120 ribu bph menjadi 990 ribu bph di tahun depan.
Namun IEA masih kuatir dengan produksi minyak dunia di awal kuartal tahun depan dimana akan terjadi kelebihan pasokan sekitar 200 ribu bph, namun memasuki kuartal kedua di 2018 pasokan minyak dunia akan turun sebesar 200 ribu bph, sehingga menurutnya ada keseimbangan lagi terhadap pasokan minyak dunia setelah kuartal kedua tahun depan.
Barclays sendiri menyebutkan bahwa perkiraan harga minyak Brent di masa depan juga akan bervariasi seperti untuk tahun 2018 akan mencapai $62 per barel, tahun 2019 mencapai $60 per barel dan tahun 2020 akan mencapai $58 per barel.
Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, MarketWatch, CNBC
Sumber gambar: Reuters