JAVAFX – Harga minyak mentah dalam perdagangan di hari Kamis (20/06/2019) mengalami kenaikan tajam paska penembakan Drone AS oleh Iran. Harga minyak mentah AS bahkan mencetak penutupan perdagangan dalam posisi tertinggi mereka dibulan ini. Kenaikan ini sekaligus mencatatkan pembukuan kenaikan terbesar dalam satu hari sejauh ini di tahun ini. Pasar merasa khawatir bahwa paska penembakan ini akan membawa aksi balasan militer A.S., sehingga memperkeruh konflik di Timur Tengah bagi pasokan minyak.
Disisi lain, kenaikan harga minyak juga dipicu adanya ekspektasi bahwa Federal Reserve dan bank sentral lainnya akan memangkas suku bunga dalam beberapa bulan mendatang untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi dan mendorong permintaan energi.
Sentimen fundamental terkini begitu kuat mendorong harga naik. Terlebih jika kawasan Timur Tengah tercekik, dimana Selat Hormuz memanas dan meningkatnya ketegangan, itu akan berdampak pada pasokan global dengan cepat.
Kamis ini merupakan hari penutupan untuk kontrak bulan Juli. Dimana Harga minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI) berakhir dengan naik $ 2,89, atau 5,4%, menetap di $ 56,65 per barel di New York Mercantile Exchange (NYMEX). Itu adalah catatan kenaikan dalam satu hari terbesar dan persentase kenaikan untuk kontrak bulan depan sejak 26 Desember 2018 dan penyelesaian tertinggi sejak 29 Mei. Kontrak bulan depan atau Agustus yang baru, harga minyak mentah WTI naik $ 3,10, atau 5,7%, menjadi $ 57,07 per barel.
Sementara harga minyak mentah Brent, yang menjadi patokan harga minyak dunia Brent naik $ 2,63, atau 4,3%, menjadi berakhir pada $ 64,45 per barel di ICE Futures Europe, London atau tertinggi sejak 31 Mei dan mencatatan sebagai kenaikan satu hari terbesar sejak 9 Januari silam.
Di tengah ketegangan yang meningkat antara Iran dan AS, Pengawal Revolusi Iran mengatakan Kamis bahwa mereka menembak jatuh pesawat tak berawak A.S. di dekat Selat Hormuz. Teheran mengatakan pesawat tak berawak itu berada di wilayah udara Iran, sementara militer AS mengatakan itu di wilayah udara internasional.
Dalam sebuah cuitan, Presiden Donald Trump, mengatakan Iran telah membuat “kesalahan yang sangat besar.” Namun, dalam sambutannya berikutnya, Trump mengatakan bahwa dia menduga serangan itu mungkin merupakan kesalahan dan bahwa seseorang yang “longgar dan bodoh” bertanggung jawab.
AS telah menyalahkan Iran atas serangan terhadap kapal-kapal di dekat Teluk Oman baru-baru ini, tuduhan ini dibantah oleh Iran. Serangan datang dengan latar belakang ketegangan yang meningkat antara AS dan Iran menyusul keputusan Trump untuk menarik diri dari kesepakatan nuklir Teheran dengan kekuatan dunia setahun yang lalu. Gedung Putih secara terpisah mengatakan pihaknya mengetahui laporan tentang serangan rudal terhadap Arab Saudi di tengah kampanye yang menargetkan kerajaan oleh pemberontak Houthi sekutu Iran-Iran.
Iran menunjukkan bahwa mereka masih dapat menggerakkan pasar minyak dan jatuhnya pesawat tak berawak A.S. adalah peningkatan terbaru.Harga minyak di luar wilayah pasar beruang dan tampaknya kini mendapatkan sentiment pendukung yang baik.
Sementara itu, bursa saham global naik meskipun ada ketegangan geopolitik ini, Dimana kenaikan yang terjadi di bursa saham AS dikarena kenaikan di Asia dan Eropa. Komite Pasar Terbuka Federal AS mempertahankan suku bunga stabil seperti yang diharapkan pada hari Rabu, tetapi mengambil bahasa yang menjanjikan “kesabaran” dengan sikap saat ini yang diambil pasar sebagai petunjuk bahwa bank siap untuk meringankan biaya pinjaman jika langkah itu dijamin.
Data ekonoi AS terkini menunjukkan bahwa jatuhnya pasokan minyak mentah domestik dan tanggal yang lebih kencang untuk pertemuan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk meninjau batas-batas produksinya yang dijanjikan juga merupakan faktor pendukung harga.
Lembaga Informasi Energi (EIA) melaporkan Rabu bahwa pasokan minyak mentah AS turun 3,1 juta barel untuk pekan yang berakhir 14 Juni setelah dua minggu berturut-turut naik. Itu lebih dari penurunan 2 juta barel yang diperkirakan dari analis yang disurvei oleh S&P Global Platts.
Juga membantu bulls keluar adalah berita bahwa OPEC dan sekutunya, secara informal disebut sebagai OPEC-plus, akan mengadakan pertemuan pada 1-2 Juli. Sesi awalnya dijadwalkan 25-26 Juni. Resolusi tanggal ini mengakhiri spekulasi berminggu-minggu di sekitar target bergerak untuk kapan harus mengadakan pertemuan, karena posisi Rusia pada pembatasan produksi yang berkelanjutan masih belum jelas. (WK)