Harga Minyak Tertahan Kenaikannya

0
100
ANDREWS, TX - JANUARY 20: An oil pumpjack works at dawn in the Permian Basin oil field on January 20, 2016 in the oil town of Andrews, Texas. Despite recent drops in the price of oil, many residents of Andrews, and similar towns across the Permian, are trying to take the long view and stay optimistic. The Dow Jones industrial average plunged 540 points on Wednesday after crude oil plummeted another 7% and crashed below $27 a barrel. (Photo by Spencer Platt/Getty Images)

JAVAFX – Berita komoditas di hari Rabu(9/8/2017), harga minyak tertahan kenaikannya dimana investor kuatir akan hasil OPEC meeting yang sedang berlangsung di Abu Dhabi yang dimulai kemarin dengan harapan terjadi kesepakatan baru.

Pada perdagangan bursa komoditi dari pagi hingga sore hari ini, minyak masih bergerak sedang-sedang saja dan terkesan menguat tipis-tipis saja sebagai bentuk aksi beli sejenak pasca perdagangan kemarin yang berhasil ditutup melemah dipicu oleh bagusnya data tenaga kerja AS dan berfungsinya kembali kilang minyak di Libya.

Faktor menantikan rapat OPEC tersebut, membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak September di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara bergerak menguat $0,08 atau 0,16% di level $49,25 per barel. Sedangkan minyak jenis Brent kontrak September di pasar ICE Futures London untuk sementara menguat $0,08 atau 0,15% di harga $52,22 per barel.

Pelemahan harga minyak sempat terjadi setelah kilang minyak Sharara Libya kembali berproduksi setelah akhir pekan lalu mengalami penutupan aktivitas akibat gangguan keamanan dari pemberontak setempat. Kilang Sharara yang memproduksi 270 ribu barel perhari merupakan kilang terbesar milik Libya.

Sepanjang perdagangan tahun ini, minyak dunia sebetulnya masih menurun kurang dari 5% sejak awal tahun dan seolah terjebak di area $45 hingga $50 perbarel untuk minyak WTI. Hal ini disebabkan adanya persaingan diantara produksi minyak AS dengan pemangkasan produksi minyak OPEC, yang menurut kami kondisi ini bisa berlanjut hingga OPEC dan 10 negara produsen minyak non-OPEC untuk mengevaluasi kembali komitmen pemangkasan produksi minyak pada pertemuan selanjutnya di Abu Dhabi.

Pertemuan evaluasi anggota OPEC tersebut akan dilakukan hingga hari ini di Abu Dhabi Uni Emirat Arab karena pihak OPEC melihat produksi minyaknya di bulan lalu naik 200 ribu barel perhari dan kepatuhan pemangkasan produksi minyak 1,2 juta barel perhari masih di angka 78% saja.

Masih tingginya produksi minyak OPEC serta kepatuhan anggota untuk memangkas produksi minyaknya merupakan target pembicaraan 2 hari tersebut. Selain Libya dan Nigeria yang menjadi sorotan di rapat evaluasi kali ini adalah kepatuhan dari Uni Emirat Arab atau UEA yang mana produksi minyak negara tersebut sudah diatas ambang kesepakatan untuk mulai dikurangi eksplorasi dan produksinya.

Beberapa investor sangat yakin bahwa harga minyak dunia bisa naik di bulan ini karena Arab Saudi hanya akan melakukan ekspor minyak 6,6 juta barel perhari atau lebih rendah 1 juta barel perhari sesuai kesepakatan pada rapat di St Petersburg bulan lalu. Meski Saudi Aramco akan mengurangi ekspor minyaknya ke pasar Asia sekitar 10% atau setara dengan 520 ribu barel perhari, namun tampaknya harga minyak belum berhasil bergerak positif lebih jauh.

Harga minyak masih kritis meskipun American Petroleum Institute tadi pagi melaporkan bahwa stok minyak AS mengalami penurunan sebesar 7,4 juta barel menjadi total 478,4 juta barel di minggu lalu. Persediaan minyak bahan bakar naik 1,5 juta barel dan minyak suling turun 157 ribu barel.

Investor hari ini menantikan data resmi dari pemerintah yang akan disampaikan oleh Energy Information Administration nanti malam. Kadangkala antara data EIA dengan API berseberangan.

Sumber berita: Bloomberg, Investing, MarketWatch, Reuters
Sumber gambar: Times