Harga Minyak Terkoreksi Setelah Meroket Tajam

0
71

Harga minyak turun pada perdagangan di hari Rabu (24/08/2022), setelah mengambil jeda dari kenaikan tajam sebesar hampir 4% di hari sebelumnya. Lonjakan harga terjadi di tengah surutnya kekhawatiran akan pengurangan produksi yang akan segera terjadi oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, OPEC+. Harga Minyak mentah Brent berjangka turun 40 sen, atau 0,4%, menjadi $99,82 per barel pada 10:37 WIB, setelah naik 3,9% di hari Selasa.

Lonjakan harga terjadi setelah menteri energi Arab Saudi yang secara de facto adalah pemimpin OPEC Arab menandai kemungkinan pemotongan pasokan untuk menyeimbangkan pasar yang digambarkan sebagai “skizofrenia“, dimana antara harga diatas kertas atau kontrak berjangka dan pasar secara fisik menjadi semakin “terputus”.

Pernyataan ini menjadi pijakan pasar untuk menggerakkan harga naik. Lebih-lebih setelah OPEC+ dilaporakn hanya mengirimkan sekitar 2,8 juta bph atau kurang dari target bulanannya. Ide pemotongan produksi ini tentu saja akan menjadi lebih rumit, belum lagi soal politiknya.

Potensi pengurangan produksi OPEC+ mungkin tidak akan segera terjadi dalam waktu dekat ini. Bisa jadi dilakukan bertepatan dengan kembalinya Iran ke pasar minyak jika negara itu mencapai kesepakatan nuklir dengan Barat. Sejauh ini, menurut Reuters bahwa Iran telah membatalkan beberapa tuntutan utamanya untuk menghidupkan kembali kesepakatan.

Rally harga minyak di hari Selasa sudah berlebihan karena banyak investor tahu akan membutuhkan beberapa bulan bagi minyak Iran untuk mengalir ke pasar internasional bahkan jika kesepakatan untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Teheran 2015 dibuat, yang berarti OPEC+ tidak akan memangkas produksi begitu cepat.

Namun, tidak ada banyak ruang untuk penurunan pasar karena permintaan bahan bakar pemanas yang kuat untuk musim dingin, mengutip bahwa reli baru-baru ini di pasar minyak pemanas AS dan melonjaknya harga gas alam mendorong ekspektasi untuk permintaan minyak pemanas yang lebih kuat dan pasokan minyak mentah yang lebih ketat.

Menggarisbawahi pasokan yang ketat, stok minyak mentah AS turun sekitar 5,6 juta barel untuk pekan yang berakhir pada 19 Agustus., menurut sumber pasar mengutip angka American Petroleum Institute pada hari Selasa, terhadap perkiraan analis dari penurunan 900.000 barel dalam jajak pendapat Reuters. Tetapi persediaan bensin naik sekitar 268.000 barel, sementara stok sulingan meningkat sekitar 1,1 juta barel.