JAVAFX – Harga minyak terbatas kenaikannya pada perdagangan pasar komoditi di London sore ini seakan sisi-sisi aksi taking profit sejenak muncul pasca penguatan di perdagangan sebelumnya.
Secara pada 2 hari ini, harga minyak sudah naik hampir 5% didukung oleh beberapa kegiatan seperti pasca meeting JMMC di Rusia awal pekan ini dan turunnya persediaan minyak pemerintah AS selama 4 minggu berturut-turut.
Semalam Energy Information Administration juga melaporkan bahwa persediaan minyak pemerintah AS masih mengalami penurunan kembali di minggu lalu sehingga dalam 4 minggu terakhir secara berurutan mengalami penurunan.
EIA melaporkan bahwa stok minyak turun 7,2 juta barel, persediaan bahan bakar juga turun 1,9 juta barel dan minyak destilasi persediaannya turun 453 ribu barel.
EIA juga mencatat bahwa produksi minyak AS sedikit menurun 19 ribu barel perhari menjadi total 9,41 juta barel perhari.
Beberapa pihak masih tetap kuatir dengan membaiknya harga minyak tersebut, dimana kebiasaan dari pihak AS bahwa bila harga naik maka produksi minyak AS akan makin meninggi, terbukti dengan pernyataan EIA malam tadi, bahwa penurunan persediaan tersebut hanya larena pengurangan impor minyak AS dan bukan karena produksi yang berkurang banyak.
Faktor taking profit sesaat ini membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak September di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara bergerak melemah tipis $0,09 atau 0,12% di level $48,66 per barel.
Sedangkan minyak jenis Brent kontrak September di pasar ICE Futures London untuk sementara melemah tipis $0,10 atau 0,20% di harga $50,87 per barel.
Sepanjang perdagangan tahun ini, harga minyak dunia secara umum telah menurun hampir 10% sejak awal tahun ini, dimana ini disebabkan adanya persaingan diantara produksi minyak AS dengan pemangkasan produksi minyak OPEC, yang menurut kami kondisi ini bisa berlanjut hingga OPEC dan 10 negara produsen minyak non-OPEC untuk mengevaluasi kembali komitmen pemangkasan produksi minyak pada pertemuan selanjutnya 30 November.
Sebelumnya perdagangan minyak meroket dimana datang dari dukungan hasil pertemuan menteri-menteri anggota OPEC dan non-OPEC yang ikut serta dalam komitmen pemangkasan produksi minyak 1,8 juta barel perhari di St Petersburg Rusia.
Pertemuan JMMC tersebut ada beberapa hasil positif yaitu pihak Arab Saudi yang bersedia mengurangi ekspor minyaknya menjadi 6,6 juta barel perhari atau lebih rendah 1 juta barel perhari mulai pengiriman bulan Agustus nanti.
Sedangkan Nigeria yang kali ini ikut serta dalam pertemuan tersebut, juga telah bersedia untuk membatasi produksi minyaknya tidak lebih dari 1,8 juta barel perhari, sebuah angka yang telah disepakatinya ketika penandatanganan komitmen pemangkasan produksi minyak 30 November tahun silam.
Tersiar kabar setelah Anadarko menyatakan memangkas belanja anggarannya, giliran Hess Corp dan Whitting Petroleum juga hal yang sama akan memangkas belanja investasinya disebabkan oleh harga minyak yang turun 2 bulan lalu.
China sendiri nampaknya akan melakukan tambahan impor minyak untuk memenuhi kebutuhan dalam negerinya, demikian ungkap Sinopec.
Impor China akan mengalami kenaikan 8 juta barel perhari atau total lebih dari 400 juta barel perhari, dan kemungkinan besar tahun depan impor minyak China akan meningkat 2 digit.
Sumber berita: Bloomberg, Investing, MarketWatch, Reuters
Sumber gambar: South China Morning Post