JAVAFX – Harga minyak tak kuasa hadapi tekanan jual pada perdagangan sore hari ini dimana potensi disparitas antara harga minyak Brent dengan minyak WTI yang tetap melebar menambah resiko akan tingginya ekspor minyak AS.
Bahwasanya pasar melihat jikalau disparitas harga antara kedua jenis minyak tersebut diatas $4 perbarel, maka kecenderungan ekspor minyak AS yang berjenis WTI akan banyak permintaan karena harga lebih murah dan kualitas mirip dengan minyak Brent. Namun seiring dengan segera berakhirnya musim dingin dan akan masuk musim gugur, maka biasanya permintaan minyak akan sedikit mengendor.
Namun dilaporkan bahwa persediaan minyak mentah komersial AS telah turun 15% sejak Maret lalu menjadi sekitar 456,5 juta barel, dimana sebagian besar cadangan minyak ini diekspor keluar AS karena permintaan minyak WTI mengalami peningkatan ketika disparitas antara WTI dengan Brent terus melebar. Dikuatirkan bahwa pasokan minyak dunia akan melimpah ketika AS lebih gencar menaikkan produksi minyaknya.
Alhasil membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak November di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara melemah $0,49 atau 0,46% di level $50,80 per barel. Sedangkan minyak jenis Brent kontrak Desember di pasar ICE Futures London sementara sedang melemah $0,41 atau 0,72% di harga $56,82 per barel.
Yang perlu dikritisi adalah pernyataan Ketua bank sentral China yang lama bahwa harap berhati-hati dengan kondisi pertumbuhan ekonomi China saat ini dimana menurutnya kondisi ini menandakan kesemuan atau pertumbuhan ekonomi yang rapuh, dimana peningkatan pertumbuhan karena maraknya hutang yang besar serta investasi yang spekulatif.
Sebelumnya pasar minyak gembira karena impor minyak China bulan lalu mencapai 9 juta bph, dan merupakan impor terbesar didunia. Namun pernyataan ketua lama PBOC tersebut seakan menyangsikan kemampuan China di kasa mendatang terhadap serapan penggunaan bahan bakar fosil tersebut.
Sejauh ini hambatan bagi pasokan minyak dunia akibat konflik di kota Kirkuk sudah mulai aman terkendali. Sebelumnya Kirkuk yang masuk wilayah Kurdi telah berhasil direbut oleh pasukan pemerintah Irak sehingga distribusi minyak 600 ribu bph ke jaringan pipa Turki juga telah kembali normal dan tentunya gangguan pasokan minyak dunia juga akan berangsur-angsur normal kembali.
Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, MarketWatch, CNBC
Sumber gambar: BBC