Harga Minyak Stabil Positif

0
95

JAVAFX– Harga minyak stabil positif pada perdagangan minyak siang hari jelang sore ini sebagai bentuk aksi beli kembali alias buyback sejenak di tengah kemelut antara AS dengan China yang sedikit mereda dan keinginan Irak yang akan terus mengurangi produksinya.

Sebelumnya harga minyak memburuk setelah Baker Hughes akhir pekan lalu melaporkan bahwa terdapat 11 kilang baru yang diaktifkan kembali sehingga jumlah total kilang minyak AS yang aktif berjumlah 808 rig, jumlah tertinggi sejak Maret 2015. Kondisi ini mengkhawatirkan pasar bahwa produksi minyak AS ini akan membanjiri pasar dunia kembali. Dapat dipercaya bahwa produksi minyak AS tersebut sedang menutupi kekurangan produksi minyak Venezuela yang sedang diembargo AS dan mengalami krisiS keuangan.

Hari ini harga minyak sedikit ada upaya beli kembali setelah Irak memutuskan akan terus mengurangi produksinya serta tetap menjaga harga jual minyaknya rendah seperti yang dilakukan oleh Arab Saudi.

Sebelumnya juga, dukungan kenaaikan harga minyak sendiri ada karena AS kali ini berharap untuk segera berunding dengan pihak China untuk menuntaskan ketegangan akibat perang tarif produk dari kedua negara tersebut. Kondisi ini tentu menggugah keyakinan beli minyak dari China bahwa kondisi aktivitas manufakturnya tidak akan menurun bila ada kesepakatan.

Sebelumnya Presiden Trump telah memerintahkan kepada tim perdagangannya untuk lebih meningkatkan pengurangan defisit perdagangan AS dengan China yang semula $50 milyar, menjadi $100 milyar per tahun.

Hal ini membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak Mei di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara menguat $0,18 atau 0,29% di level $62,24 per barel. Sedangkan minyak Brent kontrak Juni di pasar ICE Futures London untuk sementara menguat $0,24 atau 0,36% di harga $67,35 per barel.

Situasi dialog yang diinginkan AS tersebut tentunya membuat investor minyak menjadi tidal risau di mana potensi perang dagang sendiri bisa mempengaruhi turunnya aktivitas bisnis di seluruh dunia, khusus di China dan AS.

Penulis: Adhi Gunadhi
Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, MarketWatch, CNBC
Sumber gambar: CNBC