Harga Minyak Stabil Jelang Rilis Data Persediaan Resmi AS

0
77
Minyak Mentah
Petrochemical plant on sunset sky background with gas storage sphere tanks, Manufacturing of petroleum industrial, Close up equipment of Gas and oil refinery industrial plant

Harga minyak stabil pada perdagangan sesi Rabu, didukung oleh perkiraan OECD terhadap pemulihan ekonomi global. Harga juga tertopang pembatasan produksi minyak OPEC+ meski tertahan oleh meningkatnya persediaan AS.

Minyak mentah Brent turun 3 sen, atau kurang dari 0,1% menjadi $67,49 per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate AS naik 10 sen, atau 0,2% menjadi $64,11.

Ekonomi global yang saat ini tengah dilanda pandemi diperkirakan akan pulih di tahun ini dan tahun depan. Ekonomi global diperkirakan tumbuh 5,6% tahun ini dan 4% tahun depan, Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) mengatakan dalam prospek ekonomi sementara. Dimana perkiraan sebelumnya pertumbuhan ekonmi tahun ini sebesar 4,2%.

Harga minyak juga mendapat dukungan dari keputusan kelompok produsen OPEC+ yang sebagian besar sepakat pertahankan pengurangan produksi di bulan April.

Menteri Luar Negeri Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud, pada hari Rabu bahwa Arab Saudi dan Rusia tertarik untuk harga minyak yang adil. Dan akan melanjutkan kerja sama mereka dalam kerangka kelompok OPEC+.

Namun, harga tetap di bawah tekanan dari kombinasi faktor-faktor termasuk importir utama China dan India yang menarik minyak mentah dari penyimpanan pada harga tinggi saat ini dan ekspektasi kembalinya pasokan Iran, kata para analis.

Persediaan minyak mentah AS naik 12,8 juta barel dalam pekan hingga 5 Maret, mengutip data dari kelompok industri American Petroleum Institute. Analis dalam survei Reuters memperkirakan terjadi peningkatan sekitar 800.000 barel. Angka resmi dari Administrasi Informasi Energi (EIA) akan dirilis pada Rabu malam.

Harga yang lebih tinggi diperkirakan akan membawa lebih banyak pasokan AS kembali hidup. Namun, produksi minyak mentah AS masih diperkirakan turun 160.000 barel per hari (bph) pada 2021 menjadi 11,15 juta bph, kata EIA pada hari Selasa. Perkiraan bulanan sebelumnya adalah penurunan 290.000 bpd.