JAVAFX – Berita komoditas di hari Jumat(17/11/2017), harga minyak sesaat masih hadapi sisi beli lanjutan pada perdagangan akhir pekan sore hari ini dengan keyakinan pasar bahwa usaha kenaikan produksi minyak AS masih akan terus diimbangi oleh keberhasilan OPEC dalam hal memangkas produksi minyaknya yang akan diperpanjang hingga akhir tahun 2018.
Namun kenaikan ini khususnya minyak Brent tidak bisa menguat terlalu besar karena putera mahkota Mohammed bin Salman atau MBS di minggu depan akan menggantikan Raja Saud bin Salman sebagai penerus kerajaan Arab Saudi. MBS ini adalah pemuda yang keras dan sangat mendukung terhadap perpanjangan waktu pemangkasan produksi minyak OPEC hingga akhir tahun 2018 nanti.
Bahkan dengan usaha dari OPEC membuat proyeksi harga minyak ditahun depan menurut ABN Amro diperkirakan bisa mendekati $75 perbarelnya. ABN Amro sangat yakin bahwa komitmen ini akan dijaga oleh Rusia dan Arab Saudi sebagai produsen minyak terbesar di dunia.
Namun harga minyak yang positif ini juga dibatasi oleh laporan sebelumnya dari IEA bahwa permintaan minyak dunia menurutnya akan mengalami penurunan rata-rata 100 ribu bph hingga 200 ribu bph dari proyeksi bulan Juni lalu, dimana tahun ini akan turun sekitar 1,5 juta bph sedang di tahun depan akan turun sekitar 1,3 juta bph menjadi 98,9 juta bph.
Hal lain dari sisi negatif minyak juga disebabkan setelah persediaan minyak mentah pemerintah AS semalam dilaporkan oleh EIA mengalami kenaikan sebesar 1,9 juta barel. Diiringi pula kenaikan produksi harian AS rata-rata 49 ribu bph sehingga total harian menjadi 9,645 juta bph, tertinggi sejak EIA mulai mencatatnya di 1983 silam.
Alhasil membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak November di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara menguat $0,34 atau 0,62% di level $55,48 per barel. Sedangkan minyak jenis Brent kontrak Desember di pasar ICE Futures London sementara sedang menguat $0,09 atau 0,15% di harga $61,45 per barel.
Rasa optimis bahwa harga minyak masih bisa naik mengingat di agenda pertemuan evaluasi komitmen pemangkasan produksi minyak 1,8 juta bph di 30 November, dapat dipastikan akan membahas perpanjangan waktu komitmen tersebut hingga akhir 2018 setelah sebelumnya berakhir Maret 2018, demikian ungkap Sekjen OPEC Mohammad Barkindo awal pekan itu.
Barkindo juga menyatakan meski pasokan minyak AS makin membesar, namun produksi minyak OPEC makin mengecil dan didukung pula permintaan minyak dunia yang meningkat khususnya dari pasar Asia dan Eropa, sehingga OPEC sangat yakin bahwa pasokan minyak dunia akan segera menempati porsi yang seimbang antara permintaan dengan penawarannya. OPEC juga menaikkan perkiraan permintaan minyaknya dimana dunia membutuhkan pasokan minyak OPEC sebesar 33,42 juta bph di tahun depan, dan ini berarti ada kenaikan permintaan minyak mentah OPEC sebesar 260 ribu bph.
Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, MarketWatch, CNBC
Sumber gambar: Reuters