Goldman Sachs menaikkan perkiraan harga 2022 untuk minyak mentah Brent dari $99 menjadi $104 per barel. Peningkatan tersebut didorong oleh keputusan OPEC+ untuk mengurangi produksi sebesar 2 juta barel per hari. Meskipun angka 2 juta barel itu nominal dan pengurangan output aktual akan lebih kecil, sekitar setengahnya, bank yakin pasar minyak fisik cukup ketat untuk membenarkan pembaruan perkiraan harga tersebut.
Secara triwulanan, Goldman melihat Brent diperdagangkan pada $110 kuartal ini dan naik menjadi $115 per barel pada kuartal pertama 2023.
Di bagian paling bullish dari updates Goldman, bank tersebut mengatakan bahwa mungkin ada kenaikan $25 dari perkiraan Brent mereka jika OPEC+ mempertahankan pengurangan produksinya hingga 2023. Kemarin, Morgan Stanley juga menaikkan perkiraan harga minyak mentah Brent, menjadi $100 untuk kuartal pertama 2023. Menurut perkiraan terbaru Goldman, rata-rata Brent tahun depan bisa menjadi $110 per barel sebagai akibat dari pemotongan tersebut.
Analis bank berkomentar bahwa pemotongan yang dalam seperti itu akan mendorong tanggapan dari Amerika Serikat dan bahwa tanggapan ini kemungkinan besar akan menjadi rilis lebih lanjut minyak mentah cadangan strategis.
Menurut Goldman, bahkan Badan Energi Internasional mungkin bergabung dengan rilis cadangan untuk membatasi harga minyak.
Beberapa pihak memang mengkritik pengurangan pasokan fisik minyak pada saat sebagian besar konsumen besar berjuang melawan inflasi dan pasokan energi yang sudah menipis. Bahkan Javier Blas dari Bloomberg menganggap itu adalah kesalahan. Disisi lain, kubu OPEC+, justru memotivasi langkah tersebut dengan keadaan pasar, dengan menteri energi Saudi Abdulaziz bin Salman mengatakan dia tidak ingin berjudi dengan pasar. Pernyataan tersebut kemungkinan mengacu pada ekspektasi resesi yang menyebabkan harga minyak turun sekitar seperempat antara Juli dan September.
“Buffer pasar minyak (stok dan kapasitas cadangan) tetap sangat rendah, dan harga yang lebih tinggi tetap menjadi solusi jangka panjang utama yang layak untuk meningkatkan persediaan dalam jangka pendek dan kapasitas pasokan yang lebih tinggi dalam jangka menengah,” kata analis Goldman.
Sementara harga minyak telah mendingin sedikit lebih awal perdagangan di hari Jumat (07/10/2022) di awal sesi AS, mereka masih bersiap untuk kenaikan mingguan terbesar sejak Musim Semi.