Harga Minyak Sejenak ke Selatan Jelang Rilisnya Data EIA

0
87

JAVAFX – Harga minyak sejenak ke Selatan jelang rilisnya data EIA pada perdagangan minyak siang hari jelang sore ini sebagai bentuk aksi ambil untung dari minyak setelah semalam menguat tajam yang didukung oleh meredanya situasi perang dagang antara AS dengan China.

China sudah mulai mengambil inisiatif untuk meredakan ketegangannya dengan AS dengan berusaha akan merubah kebijakan perdagangannya dengan negara-negara internasional dalam upaya China yang ingin menjadi negara adidaya di bidang ekonomi. Sejak semalam, harga minyak cukup membaik di mana minyak Brent berhasil merapat ke level psikologisnya $70 per barelnya. Forum ekonomi Boao di China menjadi saksi bahwa perang dagang AS dengan diharapkan segera mereda.

Namun penguatan harga minyak tersebut sedikit ternoda oleh laporan data persediaan minyak AS versi dari API yang tadi pagi menyatakan bahwa persediaan minyak mentah AS mengalami kenaikan sebesar 1,8 juta barel hingga 6 April lalu menjadi total 429,1 juta barel, jauh di atas angka perkiraan pasar yang turun 189 ribu barel. Pasar sendiri dikejutkan dengan proyeksi EIA bahwa di 2019 nanti, produksi minyak AS bisa naik 750 ribu bph menjadi total 11,44 juta bph, jauh di atas angka produksi Rusia yang hanya 10,90 juta bph.

Hal ini membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak Mei di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara melemah $0,20 atau 0,31% di level $65,31 per barel. Sedangkan minyak Brent kontrak Juni di pasar ICE Futures London untuk sementara melemah $0,32 atau 0,45% di harga $70,72 per barel.

Masalah ketegangan AS dengan Rusia memuncak lagi pasca dugaan Rusia menggunakan senjata kimia di perang Suriah dan dilarangnya sebuah perusahaan raksasa Rusia melakukan bisnis dengan AS. Kondisi ini meningkatkan ketegangan geopolitis, di mana seperti kita ketahui bahwa AS sendiri telah berusaha ingin memperpanjang embargo minyak di Iran dan Venezuela serta kemungkinan dengan Rusia. Dari Eurocontrol, pusat kendali lalu lintas udara Uni Eropa, menyatakan bahwa unit senjata jarak jauh dan pesawat militer sekutu sudah siap untuk mengudara dan mengarah ke Suriah dalam waktu 72 jam ke depan.

Suriah memang bukan negara penghasil utama minyak dunia, namun letak negara yang merupakan persimpangan pipa minyak Timur Tengah-Rusia-Asia-Afrika dengan Eropa, membuat sisi ketegangan terhadap pasokan bisa membuat harga liar terjadi nantinya.

Penulis: Adhi Gunadhi
Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, MarketWatch, CNBC
Sumber gambar: CNBC