JAVAFX – Berita minyak di hari Senin(12/3/2018), harga minyak sedikit melemah pada perdagangan minyak jelang sore hari ini meski terbatas dengan bantuan melemahnya dolar AS jelang Presiden Trump akan bertemu dengan Presiden Kim Jong-un dan situasi ambil untung pasca menguat tajam di akhir pekan.
Hal ini membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak April di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara melemah $0,85 atau 0,13% di level $61,96 per barel. Sedangkan minyak Brent kontrak Mei di pasar ICE Futures London untuk sementara melemah $0,06 atau 0,09% di harga $65,47 per barel.
Menteri Pertahanan Korea Selatan telah menyatakan secara resmi kepada Gedung Putih bahwa Presiden Korea Utara ingin segera bertemu dengan Presiden Donald Trump untuk membahas denuklirisasi dan penghapusan embargo bagi Korea Utara. Dijadwalkan perudningan antara kedua pihak yang telah berseteru ini akan terjadi di bulan Mei nanti, dan sejauh ini Presiden Trump telah setuju untuk bertemu dengan Presiden Kim.
Situasi geopolitik Korea yang agak mendingin tentunya juga akan menguntungkan bagi minyak karena salah satu kausul embargo ke Korea Utara ters Sejak tahun lalu sisi geopolitik Korea ini terus membayangi harga minyak untuk tidak menguat padahal OPEC sudah membatasi pasokan minyak dunia, karena investor minyak sangat khawatir bahwa masalah geopolitik Korea ini bisa menghambat kelancaran pasokan minyak khususnya ke Korea Selatan, China dan Jepang serta Rusia.
Dengan akan dibukanya hubungan Korea Utara-AS maka pasokan minyak dunia akan lancar. Namun langkah OPEC juga telah membuahkan hasil dengan AS sudah mulai mengeluarkan cadangan minyaknya lebih besar 7 juta bph maka itu berarti antara pasokan dan permintaan minyak dunia makin ketat, apalagi bulan lalu, tambahan tenaga kerja AS meningkat lebih dari 310 ribu pekerja, maka berarti konsumsi energi juga akan meningkat.
Baker Hughes sendiri menyatakan bahwa sekitar 4 kilang telah dinon-aktifkan sehingga ini merupakan minggu pertama sejak 7 pekan sebelumnya yang merupakan penutupan, sehingga total rig yang aktif sejumlah 796 rig. Ini juga sebagai pertanda bahwa pasokan minyak AS akan berkurang di pekan selanjutnya.
Itu berarti produksi minyak AS akan dibawah 10,3 juta bph yang pekan lalu telah dilaporkan oleh EIA. IEA sendiri memperkirakan bahwa kenaikan produksi minyak AS bisa menjadi 12,3 juta bph dan tentu ini adalah negara yang mempunyai produksi minyak terbesar di dunia dan akan menjadi negara swasembada energi.
EIA juga menyatakan bahwa telah terjadi revisi atas produksi minyak AS yang diperkirakan mengalami kenaikan produksi sebesar 120 ribu bph menjadi 11,17 juta bph pada kuartal keempat 2018. Tahun 2019 menurut perkiraan EIA bahwa akan terjadi kenaikan produksi minyak AS sebesar 570 ribu bph menjadi 11,27 juta bph atau naik dari sebelumnya 11,04 juta bph. Produksi minyak AS pekan lalu naik 86 ribu bph menjadi 10,369 juta bph.
Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, MarketWatch, CNBC
Sumber gambar: CNBC