Harga Minyak Rally

0
149

JAVAFX – Harga minyak rally alias menguat cukup besar hampir 3% pada perdagangan pasca meeting OPEC di Rusia dan menurunnya margin keuntungan perusahaan minyak AS.

Rapat di Rusia pada awal pekan lalu, merupakan tonggak bagi minyak untuk rebound dikala semua investor melihat minyak secara pesimis bahwa sisi keseimbangan harga masih cenderung mengarah kepada kelebihan pasokan dibanding rendahnya permintaan minyak global.

Tarik-ulur harga minyak tersebut seakan mencapai antiklimaksnya ketika Anadarko Petroleum Corp, sebuah produsen eksplorasi minyak dari AS, dalam laporan keuangannya, Anadarko menyatakan mengalami kerugian usaha diatas ekspetasinya dan akan mengurangi belanja anggarannya kurang lebih $300 juta akibat dari tertekannya harga minyak dalam 2 bulan terakhir.

Ini perusahaan minyak asal AS yang pertama menyatakan rugi usaha akibat harga minyak merendah dibawah lebel $50 perbarel dalam 2 bulan terakhir.

Sebelumnya Halliburton mengingatkan pasar bahwa produksi minyak AS masih akan naik di tahun mendatang.

Jumlah rig AS yang aktif sekarang mencapai 764, atau naik dari setahun sebelumnya 371 rig, dan diperkirakan hingga akhir tahun akan menjadi diatas 1000 rig yang aktif, dalam jangka waktu menengah akan bertambah antara 800 hingga 900 rig yang aktif.

Ini pertanda bahwa produksi AS akan flat alias mendatar.

Faktor Anadarko dan hasil rapat di Rusia awal pekan ini, membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak September di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk perdagangan sebelumnya ditutup menguat $2,21 atau 4,77% di level $48,55 per barel.

Sedangkan minyak jenis Brent kontrak September di pasar ICE Futures London ditutup menguat $2,17 atau 4,47% di harga $50,77 per barel.

Penguatan ini didukung dari hasil pertemuan menteri-menteri anggota OPEC dan non-OPEC yang ikut serta dalam komitmen pemangkasan produksi minyak 1,8 juta barel perhari di St Petersburg Rusia.

Pertemuan JMMC tersebut menghasilkan Arab Saudi yang bersedia mengurangi ekspor minyaknya menjadi 6,6 juta barel perhari atau lebih rendah 1 juta barel perhari mulai pengiriman bulan Agustus nanti.

Sedangkan Nigeria yang kali ini ikut serta dalam pertemuan tersebut, juga telah bersedia untuk membatasi produksi minyaknya tidak lebih dari 1,8 juta barel perhari, sebuah angka yang telah disepakatinya ketika penandatanganan komitmen pemangkasan produksi minyak 30 November tahun silam.

Sedangkan menurut sumber OPEC bahwa produksi minyak Nigeria di bulan lalu sekitar 1,64 barel perhari.

Untuk Libya, OPEC telah memberikan keringanan bila produksi minyak Libya belum mencapai 1,4 hingga 1,6 juta barel perhari dan stabil dalam 90 hari, maka Libya tetap dibebaskan dalam komitmen pemangkasan 1,8 juta barel perhari tersebut.

Sejauh ini produksi minyak Libya sekitar 1,04 juta barel perhari.

 

Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, Marketwatch
Sumber gambar: CNBC (.com)