JAVAFX – Harga minyak perlahan-lahan naik lagi pada perdagangan minyak jelang sore hari ini dengan pemicu penguatan ini yaitu produksi Venezuela yang terus melemah serta permintaan konsumsi minyak yang juga mulai membaik kembali.
Hal ini membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak April di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara menguat $0,11 atau 0,17% di level $63,65 per barel. Sedangkan minyak Brent kontrak Mei di pasar ICE Futures London untuk sementara menguat $0,13 atau 0,19% di harga $67,55 per barel.
Harga minyak mengalami kenaikan secara perlahan-lahan sejak kemarin dengan terbantu bahwa produksi Venezuela yang terus melemah sejak kondisi krisis keuangan di negara di Karibia tersebut. Rata-rata produksi Venezuela sebelumnya 2 juta bph dan sejak adanya krisis ekonomi serta embargo AS, produksi minyak terus turun hingga rata-rata 1,5 juta bph.
American Petroleum Institute juga menyatakan bahwa persediaan minyak mentah AS mengalami penurunan di pekan lalu sebesar 2,7 juta barel, dan ini menunjukkan bahwa permintaan terhadap konsumsi minyak masih cukup besar meskipun musim dingin di belahan Utara bumi sudah mulai berakhir.
Namun pekan lalu, Baker Hughes telah menambah jumlah rig yang aktif sehingga ini pertanda bahwa pasokan minyak dunia akan berlebihan dengan dorongan produksi minyak dari AS yang akan terus meningkat. Nanti malam data persediaan minyak mentah versi pemerintah yang akan dirilis oleh EIA akan keluar. Kadang data antara EIA dengan API berseberangan, namun kadang juga bisa beriringan.
Pekan lalu, EIA menyatakan bahwa 7 lokasi kilang utama di AS mengalami kenaikan produksi sebesar 131 ribu bph menjadi 6,954 juta bph, yang artinya bahwa pekan ini produksi minyak AS akan naik lagi. Seperti kita ketahui bahwa pekan lalu produksi minyak AS naik lagi menjadi 10,380 juta bph.
Badan Energi Internasional atau IEA menyatakan bahwa pasokan minyak global meningkat pada bulan Februari sebesar 700 ribu bph dari tahun lalu menjadi 97,9 juta bph. IEA juga mengatakan pasokan dari produsen minyak di luar Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak atau OPEC telah tumbuh sebesar 1,8 juta bph dibandingkan tahun lalu yang mencapai 760 ribu bph.
Menurut IEA bahwa kenaikan pasokan ini akan lebih besar daripada perkiraan pertumbuhan permintaan yang tahun ini hanya bisa mencapai 1,5 juta bph, sehingga akan ada kelebihan pasokan hanya dari produksi minyak di luar OPEC. Badan tersebut juga melaporkan bahwa persediaan minyak komersial di negara-negara industri naik pada Januari untuk pertama kalinya dalam 7 bulan ini.
Putera mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman sedang berkunjung ke Gedung Putih untuk bertemu dengan Presiden Donald Trump. Pasar langsung bereaksi dengan waspada terhadap kunjungan MBS tersebut yang akan membujuk Trump agar memberikan sanksi yang lebih berat kepada Iran soal nuklir.
Bila ada sanksi baru bagi Iran, maka ekspor minyak Iran bisa tertunda ataupun dikurangi lagi sehingga pasokan dunia juga akan kembali berkurang.
Penulis: Adhi Sunadhi
Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, MarketWatch, CNBC
Sumber gambar: CNBC