JAVAFX – Pada perdagangan hari Rabu (25/08/2021) harga minyak mentah berbalik naik sehingga mengurangi sejumlah kerugian yang diderita sebelumnya. Kenaikan terjadi setelah laporan pasokan minyak mentah AS yang disampaikan oleh Lembaga Informasi Energi menyatakan bahwa ada penurunan persediaan minyak mentah sebesar 3 juta barel selema sepekan hingga 20 Agustus kemarin.
Penurunan ini memang lebih sedikit dari perkiraan awal pelaku pasar yang meyakini akan terjadi penurunan sebesar 3,2 juta barel dari minggu sebelumnya. Sementara secara moderat diyakini akan turun 1,62 juta barel dalam persediaan minggu lalu sebagaimana dilaporkan oleh American Petroleum Institute.
Dengan jumlah persediaan sebesar 432,6 juta barel, kata EIA, persediaan minyak mentah di negara itu sekitar 6 persen di bawah rata-rata musiman dalam lima tahun ini.
Meski demikian, harga minyak mentah terus bergejolak karena meningkatnya jumlah infeksi Covid-19 sehingga memicu kekhawatiran tentang prospek permintaan minyak dan bahan bakar.
Sementara itu, minyak mentah Brent diperdagangkan pada $71,16 per barel, dan West Texas Intermediate berpindah tangan ke $67,37 per barel, keduanya turun tetapi masih lebih tinggi daripada minggu lalu.
Pada hari Senin, harga minyak mentah memecahkan serangkaian kerugian sepanjang tujuh hari beruntun yang disebabkan oleh penguatan dolar AS dan kekhawatiran pandemi. Minggu ini, ketika China melaporkan nol infeksi Covid-19 baru, sentimen mulai membaik, dibantu oleh penurunan dolar AS juga.
Harus diakui bahwa pelemahan harga ini berlebihan dan diyakini bahwa itu lebih berkaitan dengan psikologi pelaku pasar daripada dengan penurunan data fundamental. Dalam prospek kedepan, meskipun likuiditas kemungkinan akan tetap rendah dan tren bukanlah teman kita saat ini, diyakini bahwa fundamental komoditas mikro — yang terus mengetat — akan mengalahkan tren makro ini saat kita bergerak menuju musim gugur, mendorong banyak pasar seperti minyak dan logam dasar ke level tertinggi baru untuk siklus ini.
