Harga Minyak Naik, Siap Keluar Dari Zona Bearish

0
124

JAVAFX – Menjelang penutupan perdagangan di bursa komoditi berjangka, harga minyak mentah naik. Kenaikan ini sekaligus membuat kinerja perdagangan mampu berakhir di zona positif, dengan memperpanjang kenaikan harga dalam Sembilan hari perdagangan terakhir.

Ini sekaligus rekor kenaikan beruntun terpanjang yang pernah diraih oleh komoditas Minyak Mentah untuk patokan harga minyak AS selama lebih dari Sembilan tahun. Sementara untuk patokan harga global, ini merupakan rekor kenaikan beruntun terpanjang selama kurun lebih dari sebelas tahun.

Gubernur Bank Sentral AS, Jerome Powell menekankan kembali bahwa bank sentral akan bersikap lebih fleksibel dan sabar dalam mengubah kebijakan terlebih jika prospek ekonomi memburuk. Mengikuti pernyataan ini, dolar dan indeks saham A.S menguat. Paska pernyataan Gubernur Bank Sentral AS, Jerome Powell, muncul spekulasi bahwa aksi jual besar-besaran akan terjadi. Sebaliknya, selain tidak terwujud justru pasar minyak mengalami short covering.

Harga minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman Februari naik 23 sen, atau 0,4%, ke $ 52,59 per barel di NYMEX. Ini merupakan harga tertinggi sejak 7 Desember. Harga naik dalam Sembilan sesi perdagangan terakhir secara berturut-turut, terpanjang sejak 10 sesi beruntun yang terjadi pada 6 Januari 2010. Harga naik, mencoba untuk keluar dari pasar bearish pada hari Rabu, dan sekarang telah naik hampir 24% dari harga $ 42,53 pada 24 Desember.

Sementara dalam perdagangan minyak mentah Brent, harga berakhir naik 24 sen, atau 0,4%, ke $ 61,68 per barel di ICE Futures Europe, tertinggi sejak 4 Desember. Kenaikan ini merupakan yang terpanjang sejak 12 September 2007.

Indek dolar AS naik tipis 0,43% mendorong harga minyak terkoreksi di sebagian besar perdagangan hari Kamis. Dolar yang lebih kuat membuat minyak mentah AS lebih mahal bagi investor yang menggunakan mata uang lain. Namun secara keseluruhan, harga minyak secara signifikan lebih tinggi untuk minggu ini, dengan WTI naik sekitar 9,7%. Itu akan menjadi kenaikan mingguan terbesar sejak Desember 2016.

Naiknya harga minyak didukung optimisme pasar atas perundingan AS-China yang berakhir Rabu, serta penurunan produksi minyak di bulan Desember dari produsen utama dan penurunan yang lebih baru dalam persediaan minyak mentah AS. Produksi minyak OPEC turun 630.000 barel per hari ke level terendah enam bulan 32,43 juta barel pada Desember, menurut S&P Global Platts.

Sementara Lembaga Informasi Energi AS melaporkan kemarin bahwa pasokan minyak mentah domestik turun 1,7 juta barel untuk pekan yang berakhir 4 Januari. Itu lebih besar dari penurunan 1,4 juta barel yang diperkirakan oleh S&P Global Platts. (WK)